Sukses

Tradisi Sesaji Rewanda Goa Kreo Kembali Digelar, Pemkot Semarang Beri Apresiasi

Tradisi ini kembali digelar, setelah selama dua tahun sempat dihentikan karena pandemi.

Liputan6.com, Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyambut baik perayaan tradisi Sesaji Rewanda yang diselenggarakan di salah satu tempat destinasi wisata Kota Semarang, yaitu Goa Kreo. Tradisi ini kembali digelar, setelah selama dua tahun sempat dihentikan karena pandemi.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi merasa sangat senang dengan adanya perayaan seperti ini. Pria yang kerap disapa Hendi, mengapresiasi perayaan hal tersebut, setelah beberapa waktu lalu sempat berhenti.

"Sesaji Rewondo itu kegiatan yang rutin kita adakan tetapi di dua tahun akhir kita offkan karena situasi pandemi," kata Hendi kepada Liputan6, setelah menghadiri acara tersebut, Sabtu (21/05/2022).

Orang nomor satu di Kota Semarang itu menilai perayaan ini menjadi salah satu bentuk untuk menghormati kebudayaan yang harus dilestarikan. Hendi pun menjelaskan, tradisi Sesaji Rewanda merupakan bentuk ucapan terima kasih kepada kawanan kera yang berada di Goa Kreo, yang pada waktu dulu sempat membantu Sunan Kalijaga untuk membangun masjid Demak.

"Jadi bagaimana bentuk budaya leluhur rasa terima kasih dari Sunan Kalijogo kepada teman-teman kera yang ada di Kreo. Karena pada saat itu, beliau ingin mendirikan masjid Demak. Kayu jatinya diambil dari sekitar Gunung Pati di Kreo ini. Kemudian dibantu oleh kera-kera, sampai dialirkan, sampai bisa dibuat masjid Demak," ujar Hendi.

Hendi menyampaikan, apa yang dilakukan oleh para kera tersebut menjadi alasan utama melaksakan Sesaji Rewanda ini. "Sehingga menurut sejarah, beliau ( Sunan Kalijaga) sering memberikan sesaji kepada para kera. Jadi diteruskan sampai sekarang," tuturnya.

Tak hanya itu, pelaksanaan ini menurut Hendi bisa menjadi salah satu pelajaran kepada masyarakat ataupun para pengunjung untuk menjaga budaya dan tetap melestarikan budaya yang masih ada. "Alhamdulilahnya masyarakat untuk bisa mengenalkan budaya yang ada di Semarang, sekaligus sebagai tontonan mereka selama di Semarang," ucapnya.

Selain itu, Hendi juga meminta kepada masyarakat dan para pengunjung untuk bisa membeli dagangan yang ada di sekitar tempat wisata tersebut. "Saya berterima kasih kepada kawan-kawan yang mau berwisata jadi lebih guyub lagi, tetapi jangan jadi teman-teman wisata yang 'rohali' (rombongan hanya lihat-lihat). Mari kita menjadi rombongan wisata yang 'rojali' (rombongan jajan dan beli)," jelasnya.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso juga merasa sangat senang bisa menggelar acara seperti ini. "Alhamdhulilah melihat situasi pandemi yang hampir 2 tahun kita melakukan secara virtual semua, dan dengan kondisi sekarang ini sudah mulai melandai," kata Wing Wiyarso, kepada Liputan6.

Dia pun mengharapkan acara ini bisa menjadi salah satu langkah untuk mendorong tempat wisata di Kota Semarang untuk bisa digerakkan lagi, untuk membantu menumbuhkan perekonomian di Kota Semarang. "Tentunya kita berharap, kegiatan pariwisata di Kota Semarang bisa kita gerakkan lagi, kita hidupkan lagi. Tentunya merupakan salah satu aspek untuk menggerakkan roda pertumbuhan ekonomi lokal," pungkasnya.