Liputan6.com, Semarang - Kejadian anak tak sengaja memecahkan boneka Teletubbies setinggi 1,8 meter di sebuah pusat perbelanjaan Hongkong harus menjadi pelajaran bagi banyak orangtua. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dan etika yang dijaga ketika mengajak anak ke pusat perbelanjaan.
Dikutip dari berbagai sumber berikut tips ajak anak belanja sehingga situasi tetap kondusif.
1. Jadikan anak partner dalam berbelanja
Advertisement
Pada dasarnya, anak kecil kerap merasa bosan jika diajak orangtuanya ke pusat perbelanjaan atau supermarket. Saking bosannya, tak jarang mereka mencari cara untuk asyik sendiri.
Cara-cara yang membuat asyik sendiri ini jika tidak diawasi bisa merugikan pemilik toko atau orang lain. Oleh karena itu, orangtua bisa menjadikan anak sebagai partner saat berbelanja.
Baca Juga
Anak sebenarnya suka meniru perilaku orangtuanya. Jika orangtua berbelanja maka bisa melibatkan sang anak dengan mencari barang yang dicari. Dengan demikian, anak tidak akan mencari kesibukan sendiri saat orangtua sedang belanja.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bawa Mainan Anak
2. Membawa mainan favorit anak
Jika anak masih terlalu kecil untuk diajak membantu mencari barang belanjaan, maka orangtua bisa memakai cara yang satu ini. Agar perhatian anak tidak fokus dengan barang-barang yang mudah pecah di pusat perbelanjaan, orangtua bisa membawa mainan favorit anak saat berbelanja.
Ketika perhatian anak mulai terpecah, mainan tersebut bisa dikeluarkan untuk mengalihkan perhatian anak.
3. Minta maaf
Hal pertama yang harus dilakukan ketika anak merusak barang di pusat perbelanjaan, orangtua harus minta maaf. Tidak peduli harga barang murah atau mahal.
Setelah minta maaf, orangtua wajib menawarkan diri untuk mengganti barang yang dirusak. Jika barang yang dirusak terlampau mahal, selain meminta maaf, orangtua juga mencari tahu kronologi kejadian.
Namun, perlu diingat mencari tahu kronologi bukan berarti menyalahkan pihak lain dalam kejadian ini. Jika sudah diketahui duduk perkaranya dan ditetapkan orangtua tetap harus mengganti, maka bisa bernegosiasi untuk mekanisme penggantiannya.
Advertisement