Liputan6.com, Yogyakarta - Puluhan anak warga Ledok Code Yogyakarta terlihat antusias memperhatikan pegiat wayang Lejar Hukubun menerangkan cara memotong kardus dan mewarnai gambar. Anak-anak yang rata-rata duduk di bangku TK dan SD itu menjadi peserta pelatihan pembuatan wayang kardus yang diinisiasi Komunitas Wayang Merdeka dan Farming Urban Ledok Code, Minggu (29/5/2022) pagi.
Sebelum pelatihan membuat wayang kardus, Lejar juga mementaskan wayang Kaka Lejar dengan tema yang dekat dengan kehidupan anak-anak Ledok Code. Pementasan wayang Kaka Lejar mengambil cerita Menjaga Kebersihan Sungai.
Farming Urban Ledok Code dibangun oleh aktivis seni budaya dan lingkungan hidup Anang Nasichudin bersama istrinya Fitri Nasichudin,. Gagasan ini muncul pada 2020 ketika pandemi Covid-19 pertama kali datang.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian, pada 2021 Farming Urban Ledok Code mulai bergerak. Gagasan Dasar Farming Urban Ledok Code adalah berupaya untuk membicarakan kemandirian dan kedaulatan pangan domestik dapur rumah tangga.
Komunitas ini memproyeksikan diri sebagai ruang laboratorium atau pendidikan. Kebun Kali Code menjadi penggerak atau ruang kampanye pada masyarakat agar memaksimalkan tanah sekitar untuk ditanami tanaman pangan, seperti cabai, bayam, dan sebagainya.
Selain itu, Farming Urban Ledok Kali Code juga memfasilitasi anak-anak dengan perpustakaan keliling, seperangkat gamelan, dan berbagai workshop yang bermanfaat untuk kehidupan.
Menurut Ketua Komunitas Farming Urban Ledok Code Yogyakarta, Anang Nasichudin, kolaborasi dengan Komunitas Wayang Merdeka melalui pelatihan membuat wayang sesuai dengan basis komunitasnya.
“Tema ekologi ini pas untuk menanamkan nilai ekologis sejak dini, terlebih dikenalkan melalui akar budaya sendiri dalam hal ini wayang,” kata Anang.
Sementara, Ketua Komunitas Wayang Merdeka Miko mengungkapkan kolaborasi komunitas dalam memasyarakatkan wayang sangat tetap sasaran karena basis komunal yang kuat.