Sukses

Awas! Banjir Rob Pesisir Selatan Jawa Juni 2022 Diprediksi Lebih Besar Dibanding Mei Lalu

BMKG mengimbau masyarakat di pesisir selatan Jawa, mewaspadai potensi banjir rob akibat perigee atau fenomena jarak terdekat bulan ke bumi, pada 12-18 Juni 2022

Liputan6.com, Cilacap - Rob atau pasang air laut telah menjadi siklus yang begitu akrab dengan masyarakat pesisir selatan Jawa.

Namun, adakalanya rob menjadi begitu berbahaya. Terlebih jika banjir rob dipicu perigee yang bersamaan dengan gelombang tinggi dan faktor lokal lainnya.

Seperti di Cilacap, beberapa tahun lampau pernah terjadi banjir rob yang sampai menerjang jalan kota. Puluhan warung yang berada di pinggir pantai rusak dan menyebabkan abrasi parah sekaligus merusak tanggul penahan ombak di selatan Cilacap.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan banjir rob akibat perigee bakal terjadi pada 12-18 Juni 2022, setelah Mei lalu. Banjir rob ini berpotensi lebih besar dibanding periode Mei.

Diperkirakan pada periode dasarian kedua Juni nanti, gelombang setinggi tiga meter di perairan selatan dan antara 4-5 meter di lepas samudra. Karena itu, masyarakat di pesisir selatan diminta mewaspadai bahaya tersebut.

“Kalau melihat potensinya kemungkinan lebih besar dibanding banjir rob kemarin. Karena ketinggian gelombangnya cukup tinggi,” kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendy Krisnawan, Senin (6/6/2022).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Nelayan dan Warga yang Beraktivitas di Pantai Diimbau Waspada

Meski diperkirakan lebih besar dibanding Mei, namun dia menyebut banjir rob tidak seekstrem beberapa tahun sebelumnya. Pasalnya, saat itu gelombang laut setinggi enam meter sehingga meningkatkan tinggi maksimal rob.

Kondisi saat itu diperparah dengan faktor lokal dan regional lainnya, yakni hujan lebat yang menyebabkan banjir di sejumlah sungai di pesisir Cilacap dan pesisir selatan lain. Kombinasi berbagai faktor itu menyebabkan banjir rob berdampak lebih parah.

Rendy juga mengimbau agar masyarakat yang beraktivitas di laut maupun di kawasan pantai untuk mewaspadai potensi banjir rob tersebut. Sementara waktu, nelayan diimbau tidak melaut untuk mengurangi potensi kecelakaan akibat gelombang tinggi tersebut.

“Untuk wilayah perairan itu bisa mencapai tiga meter, untuk wilayah lepas pantai berpotensi 4-5 meter. Jadi, kemungkinan di wilayah pesisir (rob) akan lebih tinggi,” dia mengungkapkan.

Tim Rembulan