Liputan6.com, Yogyakarta - Universitas Gajah Mada (UGM) memiliki banyak julukan, salah satunya julukan kampus biru. Kampus Biru mulai digunakan untuk menyebut UGM karena sebuah novel karya Ashadi Siregar berjudul Cintaku di Kampus Biru.
Dikutip dari berbagai sumber, kumpulan cerita bersambung yang ada lalu diterbitkan sebagai buku tahun 1974 oleh penerbit Gramedia di Jakarta. Sang penulis novel, Ashadi Siregar, juga merupakan dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi UGM.
Tak lama setelah novelnya dirilis, tepatnya tahun 1976. Sebuah film drama yang diadaptasi dari novel tersebut diproduksi dan tayang di layar kaca.
Advertisement
Baca Juga
Film dengan judul serupa novelnya ini dibintangi oleh Roy Marten, Yati Octavia, dan Rak Sita. Pengambilan gambar film Yang duproduserioleh Bucuk Suharto dan disutradarai oleh Ami Prijono ini juga dilakukan di kawasan UGM Yogyakarta.
Novel dan film Cintaku di Kampus Biru bercerita tentang kehidupan mahasiswa. Anton Rorimpandey, mahasiswa antropologi yang pintar, kritis, serta aktif di kampus.Â
Konflik terjadi saat perebutan posisi ketua dewan mahasiswa untuk tingkat universitas maupun ketua senat mahasiswa untuk lingkup fakultas. Konflik tak berhenti pada perebutan posisi politik di kampus.
Dalam novel yang penuh dengan nuansa percintaan ini, Anton juga mengalami konflik batin karena terlibat dalam sebuah hubungan percintaan dengan sesama mahasiswa dan dosennya sendiri.
Sejak populernya novel dan film tersebut, UGM kemudian diberi julukan sebagai kampus biru. Julukan kampus biru tak hanya digunakan didalam lingkungan kampus, namun juga masyarakat luas mengenal UGM sebagai kampus biru.