Liputan6.com, Kebumen - Gua Jatijajar merupakan salah satu objek wisata geologi yang berada di Kebumen, Jawa Tengah (Jateng). Tepatnya gua dengan panjang 250 meter ini berada di pegunungan Karst Gombong Selatan.
Gua Jatijajar adalah gua kapur yang usianya sudah sangat tua. Hal ini dibuktikan dengan adanya stalaktit dan stalagmit yang terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya.
Menurut penelitian yang dilakukan para ahli, pembentukan stalaktit dan stalagmit ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan untuk sebuah stalaktit saja, dalam satu tahun panjangnya hanya bertumbuh sekitar satu sentimeter.
Advertisement
Gua ini ditemukan oleh seorang petani bernma Jayamenawi pada tahun 1802. Jayamenawi merupakan petani yang juga merupakan pemilik lahan diatas gua ini, ia tak sengaja terperosok lubang langit-langit gua.
Jayamenawi kemudian jatuh ke sebuah lubang yang ternyata merupakan ventilasi yang berada di langit-langit gua. Lubang ini memiliki garis tengah 4 meter dan tinggi tanah yang berada di tanahnya adalah 24 meter.
Setelah mulut gua berhasil ditemukan, Bupati Ambal kala itu meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi gua, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan dan sejajar pada tepi mulut gua, sehingga kemudian gua tersebut dinamakan Gua Jatijajar.
Di dalam Gua Jatijajar, terdapat 7 mata air alami. Namun dari jumlah itu, yang dapat dicapai hanya empat mata air yaitu Sendang Mawar, Sendang Kantil, Sendang Jombor, dan Sendang Puserbumi.
Baca Juga
Keempat sendang itu dipercaya memiliki khasiatnya masing-masing. Air di Sendang Puser Bumi dan Sedang Jombor konon memiliki khasiat dan dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Sedangkan air Sendang Mawar konon memiliki khasiat bisa membuat wajah awet muda. Sementara itu Sendang Kantil konon bisa membuat orang yang cuci muka atau mandi di sana cita-citanya akan tercapai.
Di dalam gua juga terdapat 8 diorama yang seluruh patungnya berjumlah 32 buah. Diorama itu mengisahkan cerita legenda Raden Kamandaka – Lutung Kasarung.
Diorama bertema kisah Lutung Kasarung diambil karena Gua Jatijajar konon dulunya pernah digunakan sebagai tempat pertapaan Raden Kamandaka. Ia seorang putra mahkota Kerajaan Pajajaran yang memiliki nama asli Banyak Cokro.