Liputan6.com, Purwokerto - Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daerah Operasi 5 Purwokerto terus menggencarkan kegiatan kampanye antipelecehan seksual di stasiun maupun di dalam kereta api.
Kegiatan kampanye antipelecehan seksual tersebut digelar di Stasiun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu, yang diisi dengan talkshow sebagai ajang sosialisasi, pemasangan spanduk/poster, serta pembagian buket bunga kepada sejumlah perempuan pelanggan kereta api.
Talkshow yang menghadirkan Kepala PT KAI Daop 5 Purwokerto Daniel Johannes Hutabarat, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Banyumas Siti Tarwiyah, Kepala Unit PPA Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Banyumas Ipda Metri Zul Utami, dan Kondektur KA Argo Lawu Wisnu Dwi Prasetya.
Advertisement
Baca Juga
Talkshow tersebut dilatarbelakangi oleh kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh seorang perempuan penumpang KA Argo Lawu relasi Solo Balapan-Gambir pada tanggal 19 Juni 2022 dan secara kebetulan kondektur yang bertugas saat itu adalah Wisnu Dwi Prasetya.
Saat ditemui di sela kegiatan, Kepala PT KAI Daop 5 Purwokerto Daniel Johannes Hutabarat mengatakan bahwa kampanye antipelecehan seksual tersebut merupakan yang kedua kalinya digelar di lingkungan KAI Purwokerto dengan tujuan menggugah kesadaran masyarakat agar tidak melakukan tindak kekerasan dan pelecehan seksual di transportasi umum, khususnya kereta api.
"Sebelumnya, kami menggelar kegiatan semacam ini pada bulan Februari 2022. Kampanye ini penting untuk mengajak kepada masyarakat supaya ketika menggunakan layanan KAI tetap saling menghargai dan menghormati sesama pelanggan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, transportasi kereta api yang aman dan nyaman bagi seluruh pelanggan dapat terwujud.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pernyataan Kondektur KA Argolawu
Sementara itu, Kondektur KA Argo Lawu Wisnu Dwi Prasetya menceritakan tentang peristiwa yang dialami salah seorang perempuan penumpang KA Argo Lawu yang minta pindah tempat duduk karena merasa tidak nyaman atas perilaku pria yang duduk di sebelahnya.
"Saat itu posisi kereta api sudah mau memasuki Stasiun Cirebon sehingga saya minta yang bersangkutan untuk menunggu. Setelah lepas dari Stasiun Cirebon, kebetulan ada tempat duduk kosong, dan perempuan itu bersedia duduk di situ meskipun bersebelahan dengan seorang pria," kata dia yang bertugas sebagai Kondektur KA Argo Lawu untuk rute Purwokerto-Gambir.
Wisnu mengaku baru mengetahui jika perempuan penumpang KA Argo Lawu yang minta pindah tempat duduk itu mengalami pelecehan seksual setelah sampai di Jakarta.
Menurut dia, hal itu disebabkan saat perempuan tersebut minta pindah tempat duduk tidak menjelaskan alasannya secara perinci. Setelah tempat duduknya pindah, tidak ada lagi laporan atau keluhan lagi.
"Saya baru tahu pelecehan itu setelah ada video yang viral. Pas sampai di Gambir sudah sore, dan saat magrib mendapat info dari teman soal video viral itu," kata Wisnu.
Salah seorang calon penumpang yang sedang menunggu kedatangan kereta api di Stasiun Purwokerto bernama Aini (23) menyambut baik kegiatan kampanye antipelecehan seksual yang digelar PT KAI Daop 5 Purwokerto.
"Kampanye ini bagus sekali, wajib didukung. Para pelaku pelecehan seksual harus ditindak tegas," kata dia yang hendak menuju Jakarta.
Terkait dengan kasus dugaan pelecehan seksual tersebut, PT KAI (Persero) telah mengambil tindakan tegas dengan memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) dari terduga pelaku ke dalam daftar hitam sehingga yang bersangkutan tidak boleh untuk naik kereta api.
Advertisement