Sukses

Gunakan Kalender Aboge, Islam Kejawen di Banyumas Rayakan Iduladha Kamis Pon 21 Juli 2022

tahun 2022 adalah tahun Alip dalam penanggalan Aboge. Pada tahun Alip, Perlon Besar jatuh pada Kamis ketiga bulan Aji (Haji-red), yang tahun ini tiba pada hari Kamis Pon

Liputan6.com, Cilacap - Penganut Islam Kejawen (pelestari adat) di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah baru akan merayakan Iduladha dua pekan mendatang, tepatnya Kamis, 21 Juli 2022.

Iduladha atau Hari Raya Idul Adha disebut Perlon Besar atau Bada Besar, bagi Kejawen. 

Juru Bicara Adat Komunitas Banokeling, Sumitro mengatakan tahun 2022 adalah tahun Alip dalam penanggalan Aboge. Pada tahun Alip, Perlon Besar jatuh pada Kamis ketiga bulan Aji (Haji-red), yang tahun ini tiba pada hari Kamis Pon.

Karena itu, Iduladha Komunitas Banokeling berselang hampir dua pekan dengan ketetapan pemerintah.

“Bada Besarnya Kamis Pon. Ya, tanggal Jawa-nya tanggal 20. Perhitungannya pakai perhitungan Aboge. Karena Kamis keduanya kegiatan Banokeling,” kata Sumitro, Jumat (8/7/2022).

Sebelum Perlon Besar, pada Kamis kedua atau Kamis pasaran Legi, 14 Juli 2022, Komunitas Banokeling menggelar Perlon Rikat.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Daging Dibagikan dalam Kondisi Matang

Sebagaimana perayaan Iduladha, komunitas Banokeling juga menyembelih hewan kurban. Namun, dagingnya tidak dibagikan mentah. Kepanitiaan di Banokeling akan membagikan daging dalam kondisi matang atau brecek.

“Kemudian, setelah Kamis kegiatan Banokeling, Kamis selanjutnya acara itu (Perlon Besar). Acaranya paling-paling ini kan brecek Kambing,” dia menjelaskan.

Sumitro menambahkan, dalam kondisi normal ada 25-30 ekor kambing dan dua atau tiga sapi yang dipotong dalam Perlon Besar di Komunitas Banokeling. Namun dua tahun terakhir, kambing yang dipotong hanya berjumlah 15-an ekor.

Kata dia, penurunan kondisi ekonomi menyebabkan anak putu tidak berkurban pada Perlon Besar. Dia mengaku belum bisa memperkirakan hewan yang akan dipotong tahun ini.

“tergantung situasi ekonomi. Kalau lagi baik ya Kambingnya banyak. Kalau terakhir itu sekitar 15-an ekor,” ujar Sumitro.

Tim Rembulan