Liputan6.com, Purbalingga - Sebagaimana nasib, maut tak bisa diduga-duga dengan garis tangan. Ia tak terprediksi, lagi tak terjadwal.
Namun, ketika saat itu tiba, tak ada seorangpun atau makhluk apapun yang bisa menghelanya.
Ini lah yang terjadi pada Supriyanto (31 th), warga Desa Majatengah RT 19 RW 07, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah.
Advertisement
Hidupnya berakhir tragis di sungai Serayu, sebuah sungai yang begitu akrab dengan keluarganya. Rumah Supriyanto hanya selemparan batu dari aliran sungai raksasa ini.
Baca Juga
Supriyanto menderita penyakit epilepsi. Pada Jumat sekitar pukul 13.30 WIB, penyakit menahunnya itu kambuh.
Tanpa dinyana, setelahnya, sekitar pukul 14.30 WIB, mendadak Supriyanto berlari dari rumahnya ke arah Sungai Serayu. Korban menyebur dan lantas hanyut dan tenggelam terbawa arus.
Kepanikan terjadi. Keluarga melaporkan peristiwa ini kepada pemerintah desa yang lantas meneruskannya kepada kepolisian dan pihak terkait lainnya.
Sejak itu pula pencarian langsung dilakukan. Namun, hingga hari kedua operasi SAR, korban urung ditemukan. Lebar dan dalamnya sungai Serayu menyulitkan tim SAR dalam pencarian ini.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ditemukan 7 KM dari Lokasi Kejadian
Namun akhirnya tim SAR gabungan akhirnya menemukan korban pada hari ketiga operasi pencarian, Minggu (10/7/2022).
Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di titik sejauh tujuh kilometer dari lokasi kejadian.
“Korban ditemukan pada hari Minggu (10/7) Pukul 12.30 oleh Tim SAR Gabungan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap, Adah Sudarsa, Minggu malam.
Jenazah korban ditemukan mengapung oleh warga. Tim SAR kemudian menuju lokasi dan mengevakuasi jenazah ke rumah duka di Desa Majatengah RT 19 RW 07, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga.
Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi ditutup. Seluruh personel dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.
"Terimakasih kepada seluruh Tim SAR Gabungan yang telah terlibat dalam proses pencarian. Dengan ditemukannya korban, maka secara resmi Operasi SAR dinyatakan ditutup. Seluruh unsur SAR yang terlibat dapat kembali ke kesatuannya masing-masing,” ucap Adah.
Dalam pencarian ini, unsur SAR gabungan yang terlibat yakni Basarnas KPP Cilacap, Koramil Bukateja, Polsek Bukateja, BPBD Purbalingga, Damkar Purbalingga, SAR Purbalingga, RAPI Purbalingga, RAPI Banjarnegara, RPP Purbalingga, PMI Purbalingga, MDMC Purbalingga, Purbalingga Reaksi Cepat, Celeng Rescue, Pramuka, Banser, IEA Purbalingga, serta keluarga dan masyarakat sekitar.
Tim Rembulan
Advertisement