Sukses

Kisah Nyai Tembong, Makam Keramat Kucing Kesayangan Raja di Solo

Pusara terakhir Nyai Tembong mengikuti warna kucing yang juga hitam.

Liputan6.com, Solo - Pada umumnya sebuah batu nisan berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU), namun berbeda dengan batu nisan yang berada di trotoar Jalan Utama Solo Baru ini. Makam yang berukuran mini tersebut, sekilas mirip dengan makam bayi. Namun rupanya makan ini tak berisi jasad manusia, melainkan pusara seekor kucing.

Kucing tersebut tentu bukan sembarang kucing, melainkan kucing kesayangan Raja Kasunanan Surakarta Pakubuwono X. Kucing kesayangan Raja Pakubuwono X ini bernama Nyai Tembong.

Dikutip dari berbagai sumber, Nyai Tembong merupakan jenis kucing condromowo berwarna hitam. Pusara terakhir Nyai Tembong mengikuti warna kucing yang juga hitam.

Kucing Nyai Tembong menjadi predator dan pemburu tikus di kandang gajah, kerbau dan lahan sawah. Adanya Nyai Tembong, membuat lahan serta kandangnya menjadi bersih dari hama yang mengganggu.

Tak heran jika Nyai Tembong menjadi kucing kesayangan Pakubuwono X. Selain itu kawasan nisan Nyai Tembong ini dulu bekas makam klangenan dalam Pakubuwono X.

Pasalnya, saat menggali tanah untuk bangunan ditemukan kerangka hewan. Makam keramat kucing ini tak pernah dipindah sekali pun.

Pada salah satu sisi nisan tersebut, terdapat tulisan aksara jawa yang berbunyi "Klangenan Dalem Nyai Tembong". Tulisan aksara jawa tersebut menjelaskan nama kucing dan bukti sayang Pakubuwono terhadap hewan peliharaan kesayangannya.

Terbukti dari kata 'Klangenan' yang tersemat di batu nisan tersebut. Beberapa orang percaya makam ini adalah makam keramat.

Alhasil, meski sudah ada sejak ratusan tahun lalu, makam ini tak pernah dipindah. Saat makam masih berada di area sawah, banyak para petani yang memberi sajen di makam Nyai Tembong. Tujuannya agar hasil panen melimpah, berkah dan tak dimakan hama.

Saksikan video pilihan berikut ini: