Liputan6.com, Cilacap - Sumur zamzam terletak di area Masjidil Haram, tepatnya sebelah tenggara Ka'bah. Sumur ini memiliki kedalaman kurang lebih 42 meter.
Jemaah Haji dari berbagai belahan dunia selalu mengunjungi sumur Zamzam yang merupakan salah satu mukjizat dalam sejarah umat manusia.
Di balik keberadaan sumur zamzam saat ini terdapat kisah perjuangan sang Ibu (Siti Hajar) untuk mendapatkan rejeki dari Allah SWT bagi putranya (Ismail) yang sedang kehausan.
Advertisement
Alikisah, kala itu Nabi Ismail masih menyusu. Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah SWT untuk membawa mereka meninggalkan Palestina. Mereka berjalan menunggangi unta dari Palestina menuju Mekah.
Baca Juga
Kala itu Makkah masih berupa lembah padang pasir yang tandus, sepi, gersang dan udaranya yang panas. Setelah menurunkan barang bawaan, Nabi Ibrahim bemaksud meninggalkan anak dan istrinya. Siti Hajar yang melihat kepergian suaminya itu langsung meletakkan Ismail kecil di alas tidur yang telah disiapkan.
Siti Hajar bergegas lari mengejar Nabi Ibrahim dan berhasil memegang ujung baju suaminya dan mendesak dengan berbagai pertanyaan.
“Wahai Ibrahim, engkau akan pergi kemana? Begitu teganya engkau meninggalkan kami berdua di gurun yang tandus ini” ucap Siti Hajar. Nabi Ibrahim terus berjalan tanpa memberikan jawaban.
Melihat respons diam dari suaminya, Siti Hajar akhirnya sadar dengan alasan kepergian Nabi Ibrahim. “Apakah ini perintah Allah SWT?” tanya Siti Hajar. “Ya,” jawab Ibrahim singkat.
Setelah mendengar jawaban dari suaminya, Siti Hajar tidak marah. Ia merasa lega dan ikhlas. “Kalau memang ini perintahnya, maka Dia tidak akan menelantarkan kami berdua,” ucap Siti Hajar penuh keikhlasan.
“Pergilah suamiku, laksanakan perintahnya,” imbuhnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Doa Nabi Ibrahim dan Tangisan Ismail
Di dalam benak, Nabi Ibrahim sebenarnya berat untuk meninggalkan mereka berdua. Namun beliau harus menjalankan perintah Allah SWT.
Tujuannya agar lembah yang tandus yang mereka tempati akan menjadi makmur.
Dalam perjalanan Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim: 37.
رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur,".
Sepeninggal Ibrahim, Siti Hajar menyusui Ismail kecil. Di hari berikutnya, mereka mulai kehabisan bahan makanan.
Dilihatnya wajah ismail kecil yang mungil mulai menangis karena kehausan. Sementara air susu ibundanya sama sekali tidak keluar.
Meskipun Siti Hajar mencoba menenangkan Ismail kecil yang sedang menangis, tapi tetap tidak menghentikan tangisnya.
Siti Hajar lantas bergegas bangkit dan melihat sekitarnya, namun yang dilihatnya hanyalah perbukitan yang tandus.
Kedua kaki mungil Ismail terus bergerak, sehingga menyebabkan Siti Hajar tidak tega.
Tiba-tiba Siti Hajar melihat oase dibalik bukit Shafa yang letaknya tidak begitu jauh dengan tempat mereka.
Ia kemudian naik ke bukit untuk mendapatkan air tersebut. Namun sesampainya di sana, ternyata yang dilihatnya hanya fatamorgana.
Advertisement
Hentakan Kaki Ismail Memancarkan Air Zamzam
Kemudian pandangannya tertuju ke arah bukut marwah yang dari jauh tampak ada oase. Ia kemudian berlari-lari kecil menuju ke sana.
Tapi sesampainya di bukit Marwah, ia tidak menemukan air sedikitpun.
Tanpa mengeluh Siti Hajar kembali naik ke bukit shafa karena melihat ada oase di sana. Aktivitas ini dilakukan Siti hajar sebanyak 7 kali. Bolak balik dimulai dari bukit shafa menuju bukit Marwah.
Sementara itu Ismail kecil terus menangis sembari menggerak-gerakan tangannya dan menghentak-hentakkan kedua kakinya ke tanah.
Tepat Ketika Siti hajar berada di bukit Marwah, yaitu di putaran ke 7 suara tangis Ismail semakin kencang dan tiba-tiba keluar air dari hentakan kaki Ismail.
Siti Hajar yang melihat pancaran air yang muncul di dekat putranya bergegas turun bukit dan menghampirinya. Bunda hajar takjub dengan air yang keluar dihadapannya dan ia terus berkata:
“Zam, zam.” Zamzam berasal dari Bahasa Babilonia yang artinya air yang memancar.
Sedangkan dalam bahasa Arab Zamzam berarti banyak dan melimpah ruah. Sejak saat itulah maka air yang memancar sebab hentakan kaki Ismail disebut zamzam.
Penulis: Khazim Mahrur