Liputan6.com, Semarang - Sepertinya, semua orang sepakat wakil gubernur adalah jabatan prestisius, tentu setelah gubernur. Jabatan politis itu dikejar dan diperebutkan.
Soal ini, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen punya cerita kocak. Gus Yasin menanggapinya dengan penuh kelakar.
Kisah tersebut dia veritakan di depan Majelis Taklim Mar’ah Sholihah Jateng, saat mendampingi Gubernur Ganjar Pranowo.
Advertisement
Baca Juga
Dia berkelakar mengenai perbedaan panggilan Ganjar kepadanya, saat menjabat sebagai anggota DPRD Jateng, dan setelah menjadi wakil gubernur.
“(Jadi) Umaro itu katanya naik derajat. Bagi saya tidak. Dulu, pas saya masih jadi (anggota) DPRD, Pak Ganjar kalau manggil saya Pak Kiai. Tapi setelah mendampingi beliau, saya dipanggil, Gus,” kata Gus Yasin, sapaannya, saat memberikan sambutan acara Halal Bihalal, di Rumah Dinas Wakil Gubernur, dikutip Sabtu (16/7/2022).
Masih dalam konteks bercanda, Gus Yasin merasa dirinya turun pangkat ketika menjadi wakil gubernur. Guyonan tersebut sontak diikuti tawa anggota Majelis Taklim Mar’ah Sholihah Jateng.
“Tapi saya bilang, ndak papa kalau dipanggil Gus. Soalnya, kalau dipanggil Kiai, kita tidak boleh salah. Kalau dipanggil Gus, kan tidak apa-apa, kalau salah,” selorohnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Umaro dan Ulama
Gus Yasin menambahkan, memandangi wajah seorang ulama adalah sebuah berkah.
Sebab, sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW, ketika seseorang memandang wajah ulama dengan baik, maka Allah SWT akan menciptakan malaikat yang akan memintakan ampunan di hari kiamat.
Setelah wagub menyampaikan hal itu, salah seorang anggota majelis taklim mengungkapkan kalau dirinya sedang memandang Gus Yasin.
Mendengar hal itu, wagub menjelaskan, saat ini dirinya hadir sebagai umaro, yang diberi tugas untuk memimpin masyarakat. Sehingga, dia merasa kurang pas jika saat ini dirinya disebut sebagai ulama.
“Kalau saya saat ini, kan sebagai umaro, bukan ulama. Nanti, kalau sudah bukan umaro, kan bisa kembali lagi jadi ulama,” dia menjelaskan.
Tim Rembulan
Advertisement