Sukses

Baru Terungkap, Rhoma Irama Pernah Dibully Gara-Gara Lagu Ciptaannya

Siapa yang tidak kenal Rhoma Irama. Segudang prestasi pernah ia raih. Rhoma terbilang sukses dalam dunia musik. Faktanya, hingga usianya yang kini telah mencapai 75 tahun, dia masih terus membuktikan eksistensinya hingga kini lewat karya dan performa panggungnya.

Liputan6.com, Cilacap - Siapa yang tidak mengenal Rhoma Irama, musisi dangdut nomor wahid tanah air. Namanya begitu populer dan segudang prestasi dan penghargaan berhasil ia raih.

Rhoma terbilang sukses dalam dunia musik. Faktanya, hingga usianya yang sudah tidak muda lagi, pria yang dijuluki Raja Dangdut ini masih terus membuktikan eksistensinya lewat karya dan performa panggungnya hingga kini.

Selain itu, Rhoma juga memiliki penggemar dengan jumlah yang fantastis. Survei independen 'Asian Globe’, merilis jumlah penggemar terbesar musik Indonesia adalah Fans Of Rhoma and Soneta (FORSA) dengan 25 juta anggota.

Angka ini jauh mengungguli OI, yang merupakan fans of  Iwan Fals yang hanya 6 juta dan Slank dengan Slankersnya yang hanya berada di angka 4 juta.

Namun, di balik kesuksesannya saat ini, Rhoma pernah mengalami hal yang pahit saat dirinya berjuang merevolusi orkes melayu menjadi dangdut.

Selain mendapat ejekan dan makian dari sesama musisi, ternyata lagu Rhoma Irama ini pernah ditolak produser.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Dibully dan Ditolak Produser

“Dibully, ini si Oma mau ngapain, ini orkes melayu mau diapain. Sampai rekaman pertama saya itu, rekaman orkes melayu ditolak sama produser, ini orkes apa ini?,” kata Rhoma Irama, dikutip Kamis (21/07/2022) dari kanal YouTube Rhoma Irama Official yang bertajuk “Rhoma Irama At Archipelago Festival 2018."

Perihal pihak produser menolak lagunya untuk rekaman, Rhoma mengaku tidak merasa sedih dan menyesal. Menurutnya dalam menegakkan prinsip seseorang pasti merasakan hal yang pahit.

“Tidak, menegakkan prinsip itu mesti lapar, saya bilang, menegakkan prinsip itu lapar, konsekuensinya lapar”, ungkapnya.

Pelantun ‘Begadang’ ini melanjutkan kisahnya bahwa alasan produser menolak lagu ciptaannya karena tidak sesuai dengan pakem musik orkes melayu yang benar.

“Dulu saya mau bikin dangdut ini ditentang sama produser, ini apa ini begini, bikin orkes melayu yang bener, saya bilang, mau ambil kalau tidak ya udah!” kisahnya.

3 dari 4 halaman

Tidak Diperkenankan Mengikuti Festival Musik Asia

Bukan hanya itu saja, ia juga membagikan kisah pahitnya ketika mengikuti Festival Musik di Filipina. Ketika itu, juri festival mengoreksi dua lagu Rhoma Irama dan ternyata secara ilmu musik lagunya itu salah. Kalau Rhoma tidak mengubah dan memperbaiki,maka ia tidak diperkenankan mengikuti festival.

“Hal ini maaf terjadi juga di Filipin, waktu itu terjadi festival musik ASEAN. Jadi lagu-lagu terpopuler di negara-negara asia itu difestivalkan di Manila waktu itu. Dapatlah kebetulan lagu terpopuler di Indonesia itu lagu saya 2, haram dan kerudung putih. Kita ke sana ke Filipin, sampai di sana, dikoreksi oleh juri, ini mesti dibetulin ini partiturnya tidak bisa dibaca, salah semua. Kalau tidak kita dis,” cerita Rhoma.

Menghadapi kenyataan ini, Ayahanda Ridlo Rhoma ini memilih didiskualifikasi dari pada harus mengubah lagu ciptaannya. Dalam pandangannya, musik adalah jiwa.

“Ok saya lebih suka didiskualifikasi dari pada saya harus merubah, ini jiwa saya. Dari pada saya harus merubah karya saya, saya lebih baik pulang. Saya siap untuk tidak ikut festival,” tandasnya.

4 dari 4 halaman

Musisi Jazz Nilai Lagu Rhoma Irama Salah

Perihal lagu Rhoma menyalahi aturan baku ilmu musik juga ia kisahkan ketika berkolaborasi dengan musisi Jazz, Idang Rasjidi beberapa tahun silam.

“Ini temen-temen musik dangdut, termasuk anak rock, anak jazz, lagu saya sebetulnya salah semua. Secara teori musik salah semua. Lagu saya tidak ada yang bener. Kalau ditulis tidak bisa. Masih ingat Idang Rasjidi, pemain Jazz tuh keren. Waktu itu kolaborasi sama saya di suatu televisi, lagunya Ghibah,” kisahnya.

Berdasarkan penuturan Rhoma, menurut Idang Rasjidi lagunya ciptaannya ini salah semua, sebab barnya tidak dapat ditulis.

“Ji, lagu lu tidak bisa ditulis nih, kenapa? salah semua nih barnya. Eh jangan ditulis, lu mainin,” kata Rhoma menirukan ucapan Idang Rasjidi.

Rhoma menuturkan bahwa musik itu jiwa dan tidak bisa diatur sebagaimana air dan angin.

“Buat saya musik is soul, musik itu jiwa. Angin itu musik, air itu musik. Bukan militeristik, ga bisa diatur,” ucapnya.

 

Penulis: Khazim Mahrur