Sukses

Ora Ngapak Ora Kepenak, Story Telling Bahasa Banyumasan Digelar di Purbalingga

Materi lomba story telling dengan bahasa jawa ngapak Banyumasan yang akan dibawakan oleh peserta merupakan narasi yang bersumber dari cerita rakyat yang sudah dipublikasikan

Liputan6.com, Purbalingga - Bahasa ngapak atau panginyongan dituturkan oleh jutaan orang di Banyumas raya dan sejumlah daerah lain. Keberadaannya menjadi ciri khas warga Banyumas.

Banyumas yang dimaksud adalah kawasan eks-Karesidenan Banyumas, yakni Banyumas, Banjarnegara, Cilacap dan Purbalingga. Semula, empat kabupaten ini adalah satu wilayah, dengan pemimpin tunggal.

Keberadaan bahasa ngapak telah mewarnai khazanah bahasa yang ada di Nusantara. Sejumlah komunitas terbentuk, hingga ke ibu kota.

Berbagai upaya juga dilakukan untuk melestarikan bahasa ngapak ini. Salah satunya seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Purbalingga yang bakal menggelar lomba story telling dengan bahasa ngapak Banyumasan.

Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 15-16 Agustus 2022, dalam rangkaian HUT ke-77 RI. Peserta adalah siswa kelas 4,5 dan 6 SD se-Purbalingga. 

"Ini merupakan upaya kami membangun rasa menghargai serta menghormati perbedaan suku, budaya, seni dan tutur bahasa lokal sejak dini bagi para siswa Sekolah Dasar, " ujar Kepala Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Purbalingga, Mohammad Najib, Senin (25/72022).

Menurut dia, story telling dengan bahasa ngapak itu merupakan upaya menumbuhkan kegemaran membaca di tingkat SD serta melestarikan budaya lokal.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Syarat Lomba Story Telling Bahasa Ngapak

Lomba tersebut menerapkan sejumlah syarat. Bagi peserta dari SD merupakan 2 perwakilan yang terdiri dari 1 siswa putra dan siswa 1 putri di masing-masing kecamatan. Sedangkan peserta dari MI se-kabupaten Purbalingga diberikan kuota sejumlah 18 siswa, dengan ketentuan 9 siswa putra dan 9 siswa putri. Masing-masing Kecamatan mengirimkan perwakilan 1 orang siswa.

Kemudian calon peserta lomba, dapat mendaftar mulai tanggal 1- 5 Agustus 2022 ke Dinarpus Purbalingga dengan menyerahkan biodata peserta dan surat keterangan dari Kepala Sekolah/Madrasah.

Najib juga menjelaskan bahwa materi lomba story telling dengan bahasa jawa ngapak Banyumasan yang akan dibawakan oleh peserta merupakan narasi yang bersumber dari cerita rakyat yang sudah dipublikasikan.

"Peserta lomba nantinya akan bercerita tanpa teks, namun boleh menggunakan alat peraga dengan durasi 10 menit. Mereka pun dapat memilih salah satu judul diantaranya Babad Wirasaba, Puteri Limbasari, atau Babad Cahyana," katanya.

Najib juga menyatakan bahwa nantinya akan diambil 6 siswa terbaik putra dan 6 siswa terbaik putri. Bagi juara 1 putra dan putri masing-masing mendapat uang pembinaan senilai Rp 1 juta. Kemudian juara 2 untuk putra dan putri masing-masing senilai Rp 750.000, lalu juara 3 putra dan putri masing-masing senilai Rp 600.000.

"Selanjutnya, bagi juara harapan 1 putra dan putri masing-masing senilai Rp 400.000, lalu juara harapan 2 putra dan putri masing-masing senilai Rp 300.000, dan juara harapan 3 putra dan putri masing-masing Rp 300.000," ucap dia.

Ora Ngapak, Ora Kepenak!

Tim Rembulan