Sukses

3 Cara Memperbaiki Diri Lebih Baik Menurut Imam Al-Ghazali, Nomor Terakhir Tak Disangka

Jika ingin memperbaiki diri lebih baik, sebenarnya bisa mengikuti cara dari Imam Al-Ghazali. Pengasuh Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengatakan, ada tiga cara untuk memperbaiki diri menurut Imam Al-Ghazali.

Liputan6.com, Semarang - Setiap orang tentu saja ingin hidupnya lebih baik. Kemudian lambat laun tergerak hatinya untuk memperbaiki diri. Namun dalam prosesnya ternyata tidak mudah, berbagai hambatan untuk memperbaiki diri selalu menghadang.

Jika ingin memperbaiki diri lebih baik, sebenarnya bisa mengikuti cara dari Imam Al-Ghazali. Pengasuh Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengatakan, ada tiga cara untuk memperbaiki diri menurut Imam Al-Ghazali.

“Kalau pengen tahu kekurangan kita yang pertama cari dengan dirimu sendiri,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (30/7/2022).

Menurut Buya Yahya, kadang orang kalau mencari kesalahan diri sendiri itu susah. Orang akan mudah jika mencari kesalahan orang lain, karena mudah terlihat.

“Sebab gini, kesalahan dzohir sama kesalahan batin itu kurang lebih. Kalau sudah ada ego, ada akunya, itu ketutupan,” ujarnya.

Buya Yahya mencontohkan, misal suatu ketika ada orang yang buang ingus sembarangan di meja. Kemudian tidak sengaja ada orang lain kena ingus itu dan timbul rasa jijik.

“Akan tetapi suatu ketika kena flu, ada ingus di diri kita. Apa bedanya ingus ini dengan ingus yang di meja. Tidak ada bedanya, cuma ini karena ada akunya, milikku. Kalau udah (ada) akunya, itu udah jadi baik,” tuturnya.

Maka cara mudahnya adalah saling menegur dan mengingatkan satu sama lain. Jika suami mengingatkan istri, maka jangan marah.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Mengetahui Kekurangan

“Yang kedua, kata Imam Al-Ghazali, kalau kita pengen tahu kekurangan kita untuk berbenah, mustahil berbenah kalau orang tidak tahu kekurangannya,” kata Buya Yahya. 

Selanjutnya, cara ketiga dari Imam Al-Ghazali untuk memperbaiki diri adalah mendengar orang yang tidak senang dengan kita. Celotehan orang tersebut bisa jadi bahan evaluasi diri untuk lebih baik.

“Akhirnya apa, mengambil faedah dari orang yang memusuhi kita. Ada orang yang mengkritisi kita, orang mencaci kita, mengolok kita, (perkataannya) benar juga barangkali,” pungkasnya.