Liputan6.com, Yogyakarta - Alat yang digunakan untuk penimbangan barang di jembatan timbang belum mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Losarang, terdapat 4.667 kendaraan yang membawa muatan overload atau kelebihan muatan sampai 70 persen ketika menggunakan jembatan timbang.
Dalam upaya mengatasi persoalan tersebut, salah satu perusahaan teknologi di Yogyakarta, Widya Matador, berhasil berinovasi lewat kecanggihan IoT (Internet of Things).
Inovasi ini terwujud dalam Sistem Automasi Jembatan Timbang tanpa operator. Dalam pelaksanaannya, jembatan timbang yang dirancang oleh Widya Matador berusaha mengantisipasi kurang optimalnya UPPKB yang beroperasi di Indonesia.
Advertisement
Jembatan timbang tanpa operator ini memiliki fitur barcode scanning yang berfungsi untuk mendata kendaraan yang digunakan, jumlah muatan, hingga daerah asal kendaraan tersebut.
Baca Juga
“Sistem automasi jembatan timbang ini memiliki beberapa fungsi yang dapat menekan jumlah pelanggaran yang terjadi di jalan raya, yaitu input data angkutan sampai deskripsi produk angkutan, berat tanpa maupun dengan muatan, dapat diintegrasikan dengan ERP, dan Dashboard Reporting,” ujar Faris Al Husaini VP Sales & Marketing Widya Matador dalam keterangan tertulisnya.
Dalam penggunaannya, Sistem Automasi Jembatan Timbangan milik Widya Matador ini juga dilengkapi dengan LED Indicator. Fungsinya untuk memberikan penanda kepada driver saat melakukan aktivitas penimbangan.
Selain itu, jembatan ini tentunya juga dilengkapi dengan pengawasan keamanan agar pekerjaan tetap berjalan sesuai dengan visi dan misi.
“Secara spesifikasi, jembatan timbang ini memiliki dashboard analitik yang mampu diakses melalui website dan dipasang di Windows & Linux, Android Rugged Tab untuk antarmuka pengemudi, fitur tombol darurat & notifikasi melalui telegram, serta penyimpanan data lokal untuk mengatasi kondisi jaringan tidak stabil,” kata Faris.
Harapannya dengan kehadiran Sistem Automasi Jembatan Timbang dari Widya Matador ini, dapat memperlancar kegiatan perindustrian di Indonesia dan menekan angka jumlah kasus kecelakaan truk yang terjadi. Selain itu juga membuat pendistribusian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan kualitas yang semakin meningkat.