Liputan6.com, Yogyakarta - Keberadaan pasar digital memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan kekuatan dan keterlibatan karyawan dalam membangun merek secara daring. Caranya, melalui pendekatan employee ambassador atau karyawan sebagai duta.
Terlebih, riset Bazaarvoice menunjukkan sekitar 47 persen konsumen mulai lelah dengan konten influencer yang serupa dan berulang. Konsumen kini mulai meninggalkan para influencer karena kurangnya orisinalitas pada konten bersponsor mereka.
Menurut Jennifer Ang, CEO PT Mitra Komune Nusantara, perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi, Employee Communication, dan Advokasi, perusahaan harus memiliki pedoman yang jelas dan memastikan bahwa semua orang memahami nilai serta tujuan perusahaan.
Advertisement
“Selain tujuan program, perusahaan memerlukan strategi konten yang berkualitas dan relevan yang akan membuat karyawan perusahaan tertarik untuk membagikannya,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Baca Juga
Artinya, perusahaan harus memikirkan cara terbaik untuk mengirimkan konten perusahaan dengan cara yang menarik yang memudahkan karyawan untuk membagikannya dengan cara yang aman.
Perusahaan juga harus memberikan kepercayaan dan kebebasan kepada karyawan untuk mengekspresikan pandangan dan kepribadian mereka dalam representasi merek. Hal ini akan membantu mereka merasa lebih terlibat dan berkontribusi secara positif dalam promosi merek.
Tidak kalah penting, perusahaan harus memberikan akses seluas-luasnya terhadap konten dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk mempromosikan merek secara efektif.
“Hal ini termasuk gambar, video, informasi produk, dan cerita sukses yang relevan,” tutur Jennifer Ang.
Pertahankan keterlibatan karyawan dengan menghargai karyawan karena berbagi konten dan berpartisipasi dalam program employee ambassador. Pasalnya, program advokasi yang baik menguntungkan karyawan dengan membantu mereka membangun reputasi profesional, mengembangkan jaringan, dan menjadi lebih terlibat dengan perusahaan.
Berdasarkan riset LinkedIn and Altimeter bertajuk Relationship Economics Report menemukan, karyawan di perusahaan yang terlibat secara sosial 27 persen lebih cenderung merasa optimistis tentang masa depan perusahaan mereka dan 15 persen dari mereka lebih mungkin merasa terhubung dengan rekan kerja di luar tim inti mereka.
“Selain mengukur keterlibatan, perusahaan harus memahami audiens mana yang hendak dijangkau, bagaimana program memengaruhi metrik bisnis, dan bagaimana karyawan mengembangkan jaringan dan reputasi profesional mereka sendiri,” kata Jennifer Ang.