Liputan6.com, Magelang - Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) digelar di The Plataran Heritage Borobudur Hotel, Magelang. Dipimpin oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Rakornas tersebut menetapkan target ambisius untuk Borobudur dalam menarik 2 juta turis, dengan estimasi pendapatan sektor pariwisata mencapai 2 miliar dolar (Rp 30 triliun).
Salah satu yang digarisbawahi dalam Rakornas tersebut adalah pentingnya inovasi teknologi dalam mengembangkan pariwisata Indonesia.
Penegasan tersebut salah satunya disampaikan oleh Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, penerapan digitalisasi dalam birokrasi berdampak.
Advertisement
“Link digital untuk pengembangan pariwisata dan tata kelola, izin misalnya harus lebih lincah sehingga mendorong pertumbuhan,” ujarnya dalam jumpa pers usai Rakornas, seperti dalam siaran pers.
Baca Juga
Salah satu momen menarik dalam acara tersebut adalah kehadiran teknologi dalam Tv Box Play Everywhere di ruang registrasi Rakornas dan Stupa Resto Hotel Plataran. Teknologi live interaktif Play Everywhere ini dianggap sebagai terobosan penting yang dibutuhkan oleh industri pariwisata Indonesia.
Wahyu Dito Galih Indharto dari BPODT sangat antusias dengan Play Everywhere dan melihat potensi besar jika teknologi ini diterapkan di destinasi wisata Danau Toba, seperti The Caldera. Play Everywhere, dengan Giant Screen/LED TV (Play Box/Play Screen)-nya, dapat memberikan hiburan beragam dan memungkinkan interaksi real-time antara penonton dan para performer.
Dito membayangkan Play Everywhere bisa membuat para pengunjung The Caldera pingin tahu, antusias, karena mendapat pengalaman lain dari sebuah hiburan.
“Saya juga pas pertama lihat, kaget. Ini apa? Kok dia, penyanyinya bisa nyapa-nyapa kita? Saya kira semula cuma video, ternyata live dan bisa ngobrol sama kita penonton. Wah, ini terobosan baru wisata kita,” ucapnya.
Para peserta Rakornas lainnya juga mengakui potensi Play Everywhere dalam meningkatkan pariwisata di wilayah-wilayah seperti Danau Toba. Sebagai contoh, Wello Neger Pohan, ASN Pemkab Karo, melihat bahwa teknologi ini dapat dipasang di café-café di wilayah tersebut, sehingga bisa menciptakan koneksi langsung antara seniman dan penonton tanpa terbatas oleh jarak geografis.