Liputan6.com, Purbalingga - Ruwat bumi merupakan tradisi masyarakat Jawa untuk memnjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa akan hasil panen yang melimpah. Tradisi ini masih bertahan diberbagai daerah di Pulau Jawa, salah satunya di Desa Sidareja, Purbalingga.
Tradisi ruwat bumi yang digelar di Cartoon Village Sidareja pada 1 Agustus 2023 dimulai dengan arak-arakan gunungan hasil panen masyarakat setempat. Para peserta arak-arakan menggunakan pakaian adat dan diiringi Kelompok Kenthongan Gianta Arum.
Slamet Santosa penggiat Kie Art sekaligus ketua panitia ruwat bumi menyebut acara ini sengaja digelar sebagai salah satu pesta rakyat.
Advertisement
"Pesta rakyat yang sesungguhnya karena melimpahnya hasil panen dari kebaikan hati Tuhan kepada warga desa," ucap Slamet.
Baca Juga
Selain arak-arakan gunungan dengan iringan lagu dari kelompok Kie Karawita. Tradisi ruwat bumi ini juga dimeriahkan dengan gelaran wayang kulit bertajuk "Semar Mbangun Pasar".
Tema ini dipilih karena sejalan dengan Desa Sidareja yang tengah berubah menjadi desa seni. Pagelaran wayang kulit pada acara ini juga dipercaya dapat mengusir hal – hal yang buruk menimpa warga desa.
Ruwat bumi Desa Sidareja kali ini tidak hanya bertujuan meruwat agar selalu rukun dan sejahtera. Namun, juga sebagai wujud syukur karena warga desa bersemangat melestarikan budaya Jawa, khususnya pada seni karawitan.
Hadirnya acara ruwat bumi membawa Desa Sidareja semakin dekatdengan impiannya menjadi desa seni bertajuk "Cartoon Vullage Sidareja". Terlebih kini, desa ini memiliki lima kelompok karawitan bernama Kie Karawitan.
Kie Karawitan yang diasuh oleh Lintang Kuncoro, Admin Budiarjo, Adam Fauzi Guntar dan Laela Nidya Lasyarika ini telah menelurkan 8 lagu baru asli ciptaan sendiri. Sementara itu, konsep Cartoon Vullage Sidareja digagas oleh Slamet Santosa dan Gita Yohanna Thomdean.
Nantinya, Cartoon Vullage Sidareja akan menjadi destinasi unik yang menyuguhkan kehidupan desa, kesenian Jawa, legenda, tarian, makanan dan masih banyak lagi.