Sukses

Mengintip Keseruan Diskusi Branding ala MEC dan Binus

Acara “How to Create Everlasting Brand” dari hasil kerja sama BINUS Business School dan Marketing Enthusiast Community akan menghadirkan 5 orang anggota MEC yang merupakan ahli di bidangnya berkat pengalaman serta ilmu profesional mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak bisa disangkal bahwa kesuksesan sebuah bisnis sangat bergantung pada pandangan konsumen terhadap brand mereka. Bahkan, reputasi inilah yang bisa membantu sebuah bisnis bertahan di masa-masa sulit, contohnya saat puncak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021 lalu. 

Sebagai solusinya, BINUS Business School pun menggandeng Marketing Enthusiast Community (MEC), komunitas marketer terkemuka di Indonesia, untuk mengadakan sesi diskusi bagi calon marketer kelas atas untuk mempelajari kiat-kiat membuat brand yang berkesan bagi konsumen.

Sesi diskusi ini bertemakan “How to Create Everlasting Brand” dan diadakan pada tanggal 25 November 2023 pukul 9.30 WIB di BINUS FX Sudirman, Jakarta Selatan.

“Apapun strategi marketing yang digunakan oleh perusahaan, baik multinasional maupun lokal, sebaiknya tidak meninggalkan strategi brand building,” salah satu perwakilan dari Marketing Enthusiast Community, Glenn Karela Purwanto, CPM (Asia) selaku founder.

Strategi tersebut merupakan salah satu kunci kemenangan untuk memenangkan persaingan di pasar. Ia menilai yang berbahaya adalah apabila perusahaan hanya terfokus pada target jangka pendek atau penjualan saja tanpa memikirkan strategi jangka panjang.

Acara “How to Create Everlasting Brand” dari hasil kerja sama BINUS Business School dan Marketing Enthusiast Community akan menghadirkan 5 orang anggota MEC yang merupakan ahli di bidangnya berkat pengalaman serta ilmu profesional mereka.

Kelima pembicara ini terdiri dari Bobby Suadi (VP Marketing Prudential Indonesia), Anie Rachmayani (mantan Brand Director P&G), Sintra Wong (Direktur Datascrip), Hidayat Liem (Direktur Gondowangi), dan Hendra Yuniarto (Chief Marketing Officer KFC Indonesia).

"Ketika kita berbicara tentang siklus hidup produk, kita sering kali lupa fase terpenting: pengembangan. Fase inilah dimana DNA merek atau produk dibuat,” ujar Hendra Yuniarto.

Ia mengungkapkan merek atau produk ini berdiri untuk apa, ditargetkan kepada siapa, USP-nya apa, sehingga produk ini memiliki pesona, dan jika pemasar yang menangani produk ini berganti tangan, merek atau produk ini tidak akan berubah karena identitasnya yang jelas.