Sukses

Cerita Miqdad Pastikan Pimpinan Ponpes Buntet Cirebon Dukung Paslon Ganjar-Mahfud

Miqdan mengaku sejak awal meragukan kiprah KH. Adib di menjadi bagian dari TPN Prabowo-Gibran karena kesibukan masing-masing sehingga belum sempat saling tabayyun

Liputan6.com, Jakarta Dukungan terhadap paslon Ganjar Pranowo-Mahfud Md terus mengalir di Cirebon. Direktur Eksekutif Gerbang Informasi Pemerintah (GIP) Miqdad Husein memastikan pimpinan Ponpes Buntet Cirebon Kh Adib Rofiuddin Izza mendukung Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024.

Kepastian dukungan tersebut menepis adanya rumor yang mengabarkan bahwa Kiai Adib Rofiuddin mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Miqda mengatakan, rumor tersebut berwal sejak Tim Pemenangan Nasional (TPN) Prabowo-Gibran diduga mencantumkan nama Kiai Adib Rofiuddin Izza.

“Saya kenal beliau, juga saya meragukan klaim sepihak tersebut, karena beliau orang yang taat konstitusi,” tegas Miqdad Husein, Rabu (27/12/2023) ketika berkunjung ke At-Taqwa Centre Cirebon.

Ia mengatakan, saat itu banyak kalangan mempertanyakan kebenaran masuknya KH. Adib ke susunan TPN Prabowo Gibran. Namun, masyarakat mengenal kapasitas dan krebilitas KH. Adib ragu memberi dukungan kepada Prabowo-Gibran.

Keraguan tersebut dibuktikan sendiri dari pernyataan Kiyai Adib yang memberi dukungan kepda Ganjar Pranowo.

“Ternyata terbukti KH. Adib ternyata memberikan dukungan ke Ganjar Pranowo. Silahkan cek di internet,” ujarya.

Miqdan mengaku sejak awal meragukan kiprah KH. Adib di menjadi bagian dari TPN Prabowo-Gibran. Namun, karena kesibukan masing-masing sehingga belum sempat saling tabayyun untuk mengecek kebenaran bergabungnya KH. Adib ke TPN Prabowo Gibran.

2 dari 2 halaman

Membentuk Moral

Menurutnya, sosok Kiai Adib merupakan orang yang disiplin memiliki komitmen moral yang sangat tinggi. Oleh karena itu tidak mungkin mendukung pasangan lain.

Menurut Miqdad, secara logika linear, seorang yang memiliki standardisasi moral tinggi apalagi berlatar belakangan pesantren, terasa aneh jika mendukung produk pelanggar etika.

Unsur utama yang membentuk etika itu, adalah moral. Melabrak dan melanggar etika berarti tidak memiliki moral.

"Apa iya, tokoh agamawan yang konsisten pada ajaran agamanya akan mendukung produk pelanggar etika? Jika itu terjadi, sama saja dengan ikut melabrak etika dan moral," tegasnya lagi.

Seperti diketahui, sebagian besar tokoh agama yang telah mengetahui proses awal pasangan salah satu capres-cawapres yang berdasarkan keputusan Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terbukti melanggar etika, mulai berpikir ulang mengevaluasi sikapnya.

Para tokoh itu bahkan mulai bergerak mengajak dan berupaya menyelamatkan masyarakat agar tidak ikut membenarkan pelanggaran etika tersebut.

"Para tokoh agamawan kini berusaha keras menyelamatkan masyarakat agar tidak melakukan dosa masal, ikut-ikutan mendukung pelanggar etika," tegas Miqdad mengakhiri.

Video Terkini