Sukses

Kabar Terbaru Covid-19 di Jawa Timur

Pemprov Jatim mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan mereka untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus covid-19

Liputan6.com, Jakarta Kasus covid-19 di Jawa Timur tercatat merangkak naik. Dari informasi yang dihimpun, ratusan orang dirawat akibat covid-19.

Berdasarkan data yang dihimpun, pada pekan lalu, jumlah pasien yang dirawat karena covid-19 di Jawa Timur mencapai 132 orang. Saat ini, kasus aktifnya naik menjadi 190 orang.

Dilansir dari laman diskominfo Jawa Timur, tercatat ada 58 tambahan kasus warga yang terpapar covid-19 dalam kurun waktu kurang dari sepekan.

Sementara itu, data yang didapat dari satgas Covid-19 Jatim menyebutkan, kasus aktif terbanyak ada di Kabupaten Malang dengan 27 kasus aktif dan Kota Malang sebanyak 24 kasus aktif. Kemudian, Kota Surabaya merawat 23 pasien, Kabupaten Pasuruan 18 pasien dan Kota Madiun 14 pasien.

Tercatat, sebanyak delapan kabupaten atau kota di Jatim tercatat nol kasus aktif Covid-19. Artinya, ke-8 wilayah ini tidak sedang merawat satupun pasien Corona. Kabupaten atau kota tersebut yakni Kota Blitar, Kabupaten Situbondo, Bangkalan, Tuban, Blitar, Bojonegoro, Kota Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto.

Pemprov Jatim mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan mereka untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus covid-19. Apalagi saat ini, varian omicron sudah masuk ke Indonesia.

Epidemiolog, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani menjelaskan, terdapat empat karakteristik virus Covid-19 varian omicron yang membedakan dengan varian lainnya. Sejak varian omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, dalam kurun waktu satu minggu saja kasus Covid-19 disana mengalami peningkatan sebanyak dua hingga tiga kali lipat.

Saksikan video pilihan berikut ini

2 dari 2 halaman

Kenali Omicron

Hal tersebut menjadi dasar bahwa varian omicron perlu diwaspadai karena daya tularnya lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian delta sebelumnya. “Omicron lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian delta. Untuk varian delta daya tularnya tujuh kali lebih cepat. Jadi bisa dibayangkan bagaimana berbahayanya varian omicron ini,” tambah Laura.

Laura mengungkapkan, varian omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah dibandingkan dengan varian delta. Tapi, ketika varian omicron memiliki daya tular yang lebih cepat dan tidak ada langkah antisipasi awal, membuat banyak orang terinfeksi dan beresiko terjadi penularan lebih luas.

Oleh karena itu, jika omicron tidak dibendung maka kasusnya akan semakin banyak dan dimungkinkan membuat fasilitas kesehatan menjadi penuh. Jika fasilitas kesehatan penuh, penanganan pasien bisa terlambat sehingga keparahan penyakit meningkat bahkan menyebabkan kematian.

Laura menjelaskan, jika ingin mengetahui seseorang tertular virus Covid-19 varian yang mana maka harus menggunakan tes dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).

Namun untuk saat ini, jika ingin mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Covid-19 varian omicron maka harus menggunakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan S Gene Target Failure (SGTF).

“Jadi memang pemerintah telah menyiapkan metode tes terbaru yakni menggunakan PCR-SGTF agar deteksi kasus Covid-19 varian omicron bisa dilaksanakan dengan cepat,” sebut Laura.

Ada kekhawatiran varian omicron dapat melarikan diri dari antibodi yang telah terbentuk dari vaksin. Laura menjelaskan, maksud dari melarikan diri yakni antibodi yang ada di dalam tubuh tidak bisa mengenali virus Covid-19 yang masuk.

Namun faktanya, vaksin Covid-19 yang diberikan masih bisa melawan varian omicron. Dari hasil investigasi ditemukan bahwa terdapat penurunan efektivitas vaksin Covid-19.

"Ketika covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, vaksin memiliki efektifitas hingga 95 persen. Hanya saja, untuk melawan varian omicron ini efektivitas vaksin Covid-19 menurun dan hanya sebesar 50 persen. Peneliti masih terus melakukan investigas terkait hal ini,” ungkap Laura.

Laura mengimbau kepada seluruh masyarakat di Jawa Timur agar perketat penerapan protokol kesehatan dengan 3M. Selain itu, masyarakat diimbau agar segera melakukan vaksin untuk melawan virus covid-19 khususnya varian omicron.