Sukses

'Berlian Laut Pact' Bisa Menyulap Limbah Perikanan Jadi Gelatin di Pacitan

Limbah perikanan menjadi persoalan yang kemudian menjadi ide awal pembuatan gelatin

Liputan6.com, Pacitan - Industri perikanan menimbulkan permasalahan baru, yakni tingginya limbah yang dihasilkan. Inovasi kemudian diciptakan oleh tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mereka mengubah limbah ikan menjadi gelatin.

Tim tersebut mendirikan sebuah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memproduksi gelatin dari limbah perikanan. Pengolahan dilakukan secara kimia yang berujung pada nilai tambah ekonomi.

Ketua KKN Abmas ITS, Lukman Atmaja mengatakan untuk membuat gelatin, diperlukan tulang serta kulit ikan. Kulit dan tulang itu sebelumnya terbuang begitu saja sehingga menjadi limbag.

"Limbah yang dapat digunakan antara lain bisa berasal dari ikan tuna, ikan kakap, dan ikan laut lain yang cukup diambil tulang serta kulitnya saja," ujarnya, Kamis (27/1/2022).

Selain itu, lanjutnya, air serta zat asam dan basa juga diperlukan dalam pembuatan gelatin. Dalam pengolahannya juga diperlukan alat ekstraktor, oven, kulkas, pengukur keasaman, serta alat-alat pendukung seperti ember, timbangan, dan alat penyaring.

UKM yang baru kali pertama ini diberi nama Berlian Laut Pact dan berlokasi di Kabupaten Pacitan yang cukup banyak memiliki desa nelayan. Menurut Lukman, masyarakat Pacitan umumnya kerap menyulap limbah perikanan menjadi tepung ikan untuk pakan ternak.

Meski prosesnya sederhana, lanjutnya, kekurangan produk ini adalah kandungan nutrisi yang tidak begitu besar dan harga yang kurang bersaing dengan pasar.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Libatkan Masyarakat Setempat

Sebelumnya, tim KKN Abmas ITS telah melakukan penggalian potensi sumber bahan baku dan sumber daya manusia (SDM) yang terkait dengan produksi gelatin ikan.

"Saat itu kami melakukan studi literatur, kunjungan ke Kantor Dinas Perikanan Pacitan, dan meninjau lokasi produksi," jelas dosen Departemen Kimia ITS tersebut.

Pihaknya menghadapi sedikit kendala dikarenakan produksi gelatin ini mengharuskan masyarakat setempat terampil tentang proses kimia. Untuk itu, tim KKN Abmas ITS akan terus melakukan pembinaan walaupun periode pelaksanaan KKN telah berakhir.

"Respon yang kami dapat dari masyarakat sekitar usai kegiatan konsultasi pun cukup baik." ucapnya.

Ia berharap UKM ini dapat memberikan untung pada enam sampai delapan bulan setelah pendiriannya. Sehingga bisa membantu penyediaan gelatin halal, khususnya di kawasan Jawa Timur.

"Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi masyarakat Pacitan," ia menambahkan.