Liputan6.com, Jakarta Ciri khas dan keunikan yang ada pada Batik Candi Kabupaten Madiun menginisiasi Gubernur Jawa Timur menjadikan salah satu devisa untuk daerah.
Khofifah mengusulkan Sentra Batik Oemah Batik Candi di Desa Candumulyo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun menjadi desa devisa Jatim ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
"Ini sebagai upaya kami meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar dia dilansir Antara, Rabu (16/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
Gubernur Khofifah mengatakan, selama ini tidak banyak sentra batik yang konsisten dengan produk batik tulis. Produk seni batik sebagian besar sudah ada campur tangan antara tulis, cap dan printing.
Namun, Khofifah mengaku melihat Oemah Batik Candi terus konsisten hanya di batik tulis. Dia mengaku sudah mengunjungi Oemah Batik Candi untuk memastikan konsistensi mereka.
"Saya tadi tanya apakah ini batik tulis saja atau juga dengan cap. Ternyata batik tulis saja. Tentu ini suatu hal yang konsisten dan tidak banyak yang melakukan," ujar Khofifah.
Khofifah menyebutkan LPEI memberikan kuota sebanyak 15 desa di Jatim untuk dijadikan desa devisa pada 2022 ini. Namun, pihaknya berharap angka itu bisa dikembangkan lagi menjadi jatah 20 desa.
Saksikan video pilihan berikut ini
Difabel
Ia bersyukur atas besarnya kuota yang diberikan, sehingga hal tersebut bisa menjadi pendongkrak kesejahteraan masyarakat desa.
"Nantinya, setelah desa usulan menjadi desa devisa, LPEI akan membantu desainernya, dibantu pembiayaannya, dan dibantu akses pasarnya. Jika sudah masuk katalog LPEI, saya harap bisa mempercepat pengembangannya," katanya.
Dari keunikan itu, Khofifah mengusulkan Oemah Batik Candi menjadi desa devisa ke LPEI. Khofifah menilai Oemah Batik Candi di Kabupaten Madiun tersebut telah memenuhi persyaratan, yakni merupakan produk milik sendiri bukan karya orang lain yang diperjualbelikan.
Selain itu, kata dia, memiliki keunikan, pasar ekspor, dan dilakukan oleh banyak orang di satu desa yang didukung kelembagaan kelompok. Khofifah juga menyempatkan diri membatik dengan canting bersama para perajin batik setempat.
"Saya sampaikan agar batik yang diproduksi dilengkapi dengan cerita filosofi agar memperkuat produk batik itu sendiri," ujar dia.
Ia juga menyarankan agar sentra batik setempat melibatkan kaum difabel untuk ikut membatik, sehingga lebih banyak lagi warga desa setempat yang diberdayakan dan meningkat kesejahteraannya.
Menurut dia, Pemprov Jatim saat ini memang sedang mencari untuk menemukan desa-desa di Jatim yang memiliki potensial untuk dijadikan desa devisa.
"Kami turun ke desa-desa yang memiliki potensi untuk melakukan asesmen sendiri. Nantinya yang menentukan lolos menjadi desa devisa adalah LPEI," kata Khofifah.
Advertisement