Sukses

Perluasan PT Smelting di Gresik, Seluruh Produksi Freeport Bisa Diproses di Indonesia

Dengan terus adanya perluasan dan pengembangan industri di Gresik diharapkan seluruh produksi Freeport bisa diproses di dalam negeri

Liputan6.com, Gresik - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama perluasan pabrik PT Smelting di Kabupaten Gresik, Jatim, tujuannya untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 30 persen dari kapasitas sebelumnya.

"Kapasitas produksi saat ini mencapai 300 ribu ton katoda, dan dengan adanya perluasan melalui investasi sebesar Rp3,2 triliun diharapkan bisa menjadi 342 ribu hingga 350 ribu ton katoda tembaga per tahun," kata Airlangga, dalam sambutannya di Gresik, Sabtu, dikutip Antara.

Ia mengatakan, perluasan ekspansi ini juga melengkapi apa yang sebelumnya diresmikan Presiden Jokowi, dengan kapasitas total serapan cover konstentrad 1 juta dan akan menjadi 1,3 juta di tempat ini, ditambah di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik yang akan menambah menjadi 2 juta ton konsentrat per tahun.

Dengan terus adanya perluasan dan pengembangan industri di Gresik diharapkan seluruh produksi Freeport bisa diproses di dalam negeri. Selain itu, hal ini membuktikan kekuatan Indonesia di Industri bisa terus ditingkatkan, dan Gresik diharapkan bisa menjadi kluster pengelolaan industri konsentrad.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Kelar 2023

Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial Irjuniawan P Radjamin mengatakan, pembangunan perluasan pabrik ini membutuhkan waktu dua tahun. "Ditargetkan, pembangunan selesai sebelum akhir Desember 2023," katanya.

Selama ini, PT Smelting mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting mempunyai tiga pabrik, terdiri dari pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery) dan pabrik asam sulfat.

"Pekerjaan ekspansi kali ini untuk menambah pabrik asam sulfat baru. Juga menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery,” jelas Wawan, panggilan akrab Irjuniawan P Radjamin.

Dengan pembangunan pabrik baru ini, PT Smelting yang semula hanya mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun, akan meningkat menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun.

"PT Smelting terus berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap negeri. Dengan peningkatan kapasitas produksi ini, tentu akan makin mengokohkan Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga dunia," kata Wawan, menegaskan.