Sukses

Gedung TK dan PAUD di Probolinggo Disegel Pemilik Tanah, Buntut Pilkades?

Kepala TK PKK Tunas Muda I, Supiyati Ningsih di Probolinggo mengaku tidak tahu pasti alasan mengapa bangunan yang ditempati anak-anak belajar disegel oleh pemilik tanah

Liputan6.com, Probolinggo - Kepolisian Resor Probolinggo melakukan mediasi terhadap kasus penyegelan bangunan PAUD Cerdik Ceria dan TK PKK Tunas Muda 1 di Desa Maron Kidul, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

"Kedua pihak sepakat, tanah itu masih milik ahli waris Munawi dan Bawon, sehingga segel sudah dibuka dan siswa di sana bisa belajar seperti sedia kala, setelah dilakukan mediasi," kata Kapolres Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi dalam rilis yang diterima ANTARA di Probolinggo, Senin, dikutip Antara.

Menurutnya penyegelan itu terjadi karena adanya miskomunikasi antara Munawi dengan pengurus PAUD dan TK tersebut, sehingga penyegelan bangunan itu sudah dibuka kembali oleh pemilik tanah.

"Ahli waris (Bawon) juga bersedia merenovasi bangunan PAUD di sebelah TK serta siap membiayai renovasi itu. Pernyataan tentang status tanah juga akan diperbarui untuk antisipasi di kemudian hari," tuturnya.

Ia menjelaskan Kapolsek Maron telah mengarahkan agar hal serupa tidak terjadi lagi, dan penyegelan itu juga sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemilihan kepala desa (pilkades) yang digelar beberapa hari lalu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Sempat Belajar di Teras

"Kami hadir di tengah masyarakat dalam rangka peduli pendidikan untuk memberikan mediasi. Sangat disayangkan bila semangat belajar anak usia dini terkikis akibat kejadian seperti itu," katanya.

Sementara Kepala Sekolah TK PKK Tunas Muda I, Supiyati Ningsih mengaku tidak tahu pasti alasan mengapa bangunan yang ditempati anak-anak belajar disegel oleh pemilik tanah.

"Mereka terpaksa belajar di teras depan ruang kelas yang disegel. Saya tidak tahu pasti apa permasalahannya. Saya tahu kalau sekolah itu ditutup dari wali murid," tuturnya.

Akibat penyegelan itu, sebanyak 83 siswa yang bersekolah di sana terlantar karena empat ruang kelas dan satu kantor guru disegel oleh pemilik tanah.