Liputan6.com, Jakarta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menyatakan letusan Gunung Semeru di Jawa Timur hampir terjadi setiap hari.
Kepala Sub Bindang Mititasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Khaerani mengatakan, letusan Gunung Semeru terjadi hampir setiap hari dengan status gunung api tersebut pada Level III atau Siaga.
"Pada Selasa 1 Maret 2022 tercatat sebanyak 40 kali dan pada Rabu 2 Maret 2022 tercatat sebanyak 32 kali," katanya dilansir Antara, Jumat (4/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, laporan petugas pos pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur pada periode Kamis pukul 00.00-06.00 WIB terekam letusan sebanyak 16 kali, dengan amplitudo 10-21 MM selama 55-95 detik.
Kemudian gempa embusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 3-6 MM selama 22-33 detik. Selain itu, gempa tremor harmonik sebanyak satu kali dan tektonik jauh sebanyak tiga kali.
"Secara visual terlihat jelas letusan asap warna putih kelabu setinggi 300 - 500 meter diatas kawah," katanya.
Pada Kamis periode pukul 06.00-12.00 WIB tercatat Gunung Semeru kembali mengalami letusan sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 10-20 MM dengan lama gempa 45-125 detik.
Letusan tersebut serta terekam satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 15 MM dan lama gempa 2.820 detik. Hasil pengamatan enam jam berikutnya pada pukul 12.00-18.00 WIB juga tercatat Gunung Semeru mengalami empat kali letusan, dengan amplitudo 10-20 MM dan lama gempa 65-105 detik.
Saksikan video pilihan berikut ini
Waspada
Dari catatan tersebut, PVMBG merekomendasikan agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 KM dari puncak (pusat letusan).
Dia mengimbau, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Dia menjelaskan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 KM dari puncak.
"Warga dilarang beraktivitas dalam radius 5 KM dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran pijar," kata dia.
Dia meminta masyarakat waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tutupnya.
Advertisement