Liputan6.com, Surabaya - Jalur pendakian terpanjang di Pulau Jawa, pastinya hanya ada di Gunung Argopuro. Gunung yang berada di antara Kabupaten Probolinggo dan Situbondo Jawa Timur (Jatim) ini, menjadi salah satu gunung favorit para pecinta alam.
Gunung ini juga terkenal dengan panoramanya yang menakjubkan, salah satunya Taman Hidup dan dua puncak gunung yang cukup menguras tenaga.
Gunung Argopuro dengan ketinggian 3.088 Mdpl, dikelilingi savanna dan pepohonan tinggi, membuat berbagai tanaman endemiknya subur dan menjadi incaran para warga setempat.
Advertisement
Baca Juga
Ternyata, ada banyak jenis tumbuhan endemik gunung yang melegenda dengan cerita Dewi Rengganis ini, seperti Belidur, Kembang Angin, Bunga Tekel, Selada Air dan lainnya.
Selain bisa dikonsumsi dan menjadi obat herbal dan jamu seduh, tanaman endemik khas Argopuro tersebut juga bisa beracun dan mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Selama perjalanan dari Desa Baderan Kabupaten Situbondo ke Desa Bremi Kabupaten Probolinggo Jatim, para pendaki Gunung Argopuro akan banyak menemukan jenis kembang Belidur, atau sering disebut orang Jawa sebagai kembang Jancukan.
Bentuk Kembang Belidur sendiri, tak jauh beda dengan kembang daun ubi. Warnanya hijau dengan tiga hingga lima ruas daun.
Ada beberapa duri tajam, yang mengelilingi alas daunnya. Namun hati-hati. Duri di Kembang Belidur tersebut akan membuat kulit gatal dan sakit dalam waktu lama, jika tertusuk di kulit.
Ada juga jenis tumbuhan lain, yaitu Lumut Kembang Angin. Bentuknya seperti rambut dan berwarna putih. Tumbuhan endemik ini, menjadi incaran para warga, karena dipercaya ekstrak tumbuhan yang hidup di pepohonan ini bisa dijadikan jamu herbal untuk kesehatan tubuh.
Lumut Kembang Angin
Yono, warga Desa Baderan Kabupaten Situbondo mengungkapkan, para warga biasanya mencari Lumut Kembang Angin ke hutan di Gunung Argopuro.
“Tanaman tersebut harganya lumayan tinggi, biasanya dikirim ke kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) dan diproses oleh pabrik jamu di kawasan tersebut,” katanya, Minggu (6/3/2022).
Dia mengatakan, para warga yang mencari Lumut Kembang Angin bukan merupakan warga setempat, namun warga pendatang.
Dia pun menyayangkan, para warga lebih memilih menebang pohon untuk mempermudah mengumpulkan lumut herbal tersebut.
Advertisement
Seledri Air
Selain Lumut Kembang Angin, para warga juga menjadi pemburu seledri air, yang banyak tumbuh di aliran sungai kecil di daerah Cikasur Gunung Argopuro. Bahkan, para pendaki gunung pun, sering mengambil seledri air ini untuk dikonsumsi saat nge-camp di Cikasur.
“Kalau yang mencari seledri air, biasanya warga Desa Baderan. Biasanya dua hari sekali mereka berjalan kaki, dari Desa Baderan ke Cikasur,” ucapnya.
Tak hanya para pria saja, ibu-ibu di Desa Baderan pun sering mendaki Gunung Argopuro untuk mengambil seledri air. Mereka biasanya memasukkan seledri air ke karung beras dan dipanggul di kepala.
Ada juga beberapa warga yang lebih memilih menggunakan sepeda motor, untuk menuju ke Cikasur mengambil seledri air tersebut.
Simak juga video pilihan berikut ini: