Sukses

Ketika Petani Kopi Bertemu Ratusan Pembeli dari Tiga Negara, Apa yang Terjadi?

Petani dan pelaku UMKM kopi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendapat kesempatan memperluas pangsa pasar hingga mancanegara.

Liputan6.com, Banyuwangi - Petani dan pelaku UMKM kopi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendapat kesempatan memperluas pangsa pasar hingga mancanegara lewat forum bisnis International Bussiness Matching Ijen Coffee yang digelar secara virtual dan diikuti ratusan buyer tiga negara, yakni Kanada, Jerman dan Filipina pada Senin (7/3/2022).

"Ini dukungan untuk pengembangan UMKM kopi di Indonesia, termasuk Banyuwangi. Kami ingin mempertemukan petani kopi dengan buyer secara langsung," kata Direktur Proyek NSLIC/NSELRED Peter F Walton.

Kegiatan yang melibatkan 100 lebih pelaku UMKM subsektor kopi, serta eksportir dan pemangku kepentingan lainnya yang resmi ditunjuk pemerintah untuk memfasilitasi kegiatan ekspor kopi petani Banyuwangi dan sekitarnya yang berada di kawasan Gunung Ijen.

"Kopi Banyuwangi dikenal berkualitas, baik jenis robusta maupun arabika-nya," ujar Nurdin, Coordinator Responsive Innovation Fund NSLIC.

Ia menjelaskan rangkaian International Business Matching Ijen Coffee dimulai dengan proses kurasi untuk memastikan produk kopi UMKM siap diekspor.

"Selain produknya memenuhi standar ekspor, petani wajib memiliki lahan sedikitnya 2 hektare dengan produksi minimal 1 ton per tahun untuk kepastian produksinya," kata Nurdin.

Banyuwangi dipilih karena salah satu produksi kopi terbesar di Jawa Timur.

Dalam kegiatan tersebut, pembeli asing diberikan waktu untuk memahami detail produk kopi UMKM. Sebelumnya, mereka telah dipasok informasi terkait produk kopi yang ditawarkan, seperti jenis kopi, waktu produksi, teknik pemrosesan, hingga masa kadaluwarsa.

"Akhir Maret ini mereka juga akan kami jembatani untuk bertemu buyer domestik. Jadi, pasar ekspor dan domestik juga kami fasilitasi," ujar Nurdin.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Diminati Pasar Eropa

Kegiatan ini disambut positif oleh para petani, salah satunya M. Yusuf dari Kelompok Tani Java Ijen Madusari dari Desa Tamansari, Kecamatan Licin.

"Kami dapat banyak informasi tentang bisnis kopi dan pemasarannya. Kami manfaatkan ini untuk bertanya banyak hal. Ini membuka peluang pasar kami ke negara lain," katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan virtual bisnis menjadi peluang bagi petani Banyuwangi untuk membuka pasarnya.

Fasilitasi semacam ini, lanjutnya tentu akan sangat bermanfaat bagi petani kopi, khususnya di situasi pandemi semacam ini untuk menumbuhkan harapan dan peluang bagi mereka.

"Kopi Banyuwangi telah diminati pasar Eropa, seperti kopi dari Perkebunan Malangsari, Kalibaru, telah rutin dipesan Swiss dan Italia," ia menambahkan.

Kegiatan ini diprakarsai National Support for Local Investment Climate /National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED), Global Affairs Canada, Kemenko Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian BPN/Bapennas, dan Kementerian PDTT, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya.