Sukses

Mengenal Butet Manurung, Pendiri Sokola Rimba Hingga Model Global Boneka Barbie

Butet Manurung mewakili Indonesia dari bidang pendidikan yang menginspirasi dan memberi harapan bagi anak-anak perempuan untuk berani mengejar mimpi.

Liputan6.com, Jatim - Belakangan, Indonesia dihebohkan oleh salah seorang antropolog perempuan asal Indonesia yang namanya disebut-sebut menjadi salah satu model Peran Global boneka barbie dalam rangka Hari Perempuan Internasional 2022.

Sosok itu bernama lengkap Saur Marlina Manurung. Ia mewakili Indonesia bersama dengan dua belas perempuan hebat dan berpengaruh dunia lainnya. Dua belas Perempuan tersebut memiliki pengaruh dan kontribusi nyata di bidangnya masing-masing.

Tokoh perempuan lainnya yang dijadikan boneka Barbie adalah Shonda Rhimes, Ari Horie, Pat McGrath, Melissa Sariffodeen, Adriana Azuara, Doani Emanuela Bertain, Jane Martino, Lan Yu, Sonia Peronaci, Tijen Onaran dan Lena Mahfouf.

Butet Manurung mewakili Indonesia dari bidang pendidikan yang menginspirasi dan memberi harapan bagi anak-anak perempuan untuk berani mengejar mimpi.

"Saya merasa tersanjung karena terpilih menjadi salah satu dari 12 Model Peran Global Barbie dan mewakili multikulturalisme Indonesia. Harapan saya kepada semua gadis muda untuk percaya pada diri mereka sendiri, bahwa Kamu Bisa Menjadi Apa Pun yang Kamu impikan, apa pun.. mengutip Paulo Cuelho, 'Ketika Kamu menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta berkonspirasi untuk membantumu mencapainya'," kata Butet Manurung di Instagramnya, dikutip Selasa (8/3/2022).

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Aktivis Pendidikan Orang Rimba

Dalam figur Barbie miliknya, Wanita kelahiran 21 Februari 1972 itu mengenakan kain batik Indonesia bernuansa merah muda dan hitam dengan corak bunga.

Nama Butet Manurung sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Ia dikenal sebagai aktivis dan antropolog yang mengembangkan program pendidikan bagi Orang Rimba di hutan Bukit Duabelas, Jambi.

Hingga saat ini, Sokola Rimba yang kemudian berubah nama menjadi Sokola Institute sudah merintis hingga 17 program di seluruh Indonesia dan memberikan manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat adat untuk bisa mengenyam pendidikan formal.

Selain itu, Butet berhasil lulus dua program studi sekaligus yakni Antropologi dan Sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran (Unpad).