Sukses

Deteksi Penyakit Hipotiroid Kongenital yang Bisa Sebabkan Penurunan Kecerdasan Anak

Anak dengan penyakit hipotiroid kongenital akan memiliki kelenjar tiroid yang tidak terbentuk sempurna sehingga produksi hormon tiroidnya sangat terbatas.

Liputan6.com, Jatim - Pernahkan Anda mendengar penyakit hipotiroid kongenital? yakni penyakit bawaan yang diambil dari kata hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) dan kongenital (penyakit bawaan).

Anak dengan penyakit hipotiroid kongenital akan memiliki kelenjar tiroid yang tidak terbentuk sempurna sehingga produksi hormon tiroidnya sangat terbatas. Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan retardasi mental pada anak atau mengalami daya pikir yang lemah.

Dokter spesialis anak dengan subspesialis endokrinologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), dr Muhammad Faizi dr Sp A(K) mengatakan satu-satunya cara untuk mencegah hipotiroid kongenital adalah dengan melakukan deteksi dini atau screening.

Menurutnya prevalensi penyakit hipotiroid kongenital di Indonesia cukup tinggi dengan perbandingan 1:2736 anak per tahunnya.

"Screening dapat dilakukan pada saat bayi berusia 48–72 jam," ujarnya, Selasa (22/3/2022).

Kemudian untuk hasilnya dapat dikonfirmasi pada saat ia berusia 14–30 hari. Ia menyebutkan beberapa gejala bayi yang mengidap penyakit hipotiroid kongenital, pada awalnya, bayi akan terlihat normal seperti pada biasanya.

Namun, lama-kelamaan ia akan menjadi malas minum, malas gerak, lalu tampak gejala-gejala lainnya seperti pembengkakan pada wajah dan lidah, suara serak, hingga hernia umbilikal (usus terpotong).

"Kalau kita menjumpai anak sudah mendapatkan gejala, itu artinya kita terlambat," katanya.

Anak yang mengidap hipotiroid kongenital, lanjutnya, harus mendapatkan terapi penggantian hormon (sulih hormon) seumur hidup.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pengobatan Hipotiroid Kongenital

Pengobatan hipotiroid kongenital itu harus dilaksanakan secepat mungkin. Keterlambatan terapi dapat menurunkan potensi IQ anak sebanyak lima sampai sepuluh poin.

"Yang terpenting adalah apabila anak tersebut tidak terdeteksi sejak dini, maka bisa dipastikan anak ini akan tumbuh menjadi anak yang memiliki kecerdasan yang rendah," tuturnya.

Kelainan yang diakibatkan hipotiroid kongenital bersifat irreversibel atau tidak bisa pulih kembali. Fungsi luhur dan intelektualnya akan terganggu.

Selain itu ia menyampaikan screening hipotiroid kongenital ini sudah dilakukan sejak awal tahun 1970. Pada negara maju sudah menjadi wajib, mandatory pada setiap bayi lahir.

"Kita sekarang juga sedang gencar untuk mempromosikan agar anak-anak Indonesia juga harus dilakukan screening hipotiroid kongenital pada setiap bayi lahir," ia menambahkan.