Liputan6.com, Sumenep - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan berupaya memaksimalkan pengembangan potensi wisata alam, sejarah, dan ekonomi kreatif di Sumenep, Jawa Timur.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno ketika hadir dalam Forum Diskusi Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Madura Raya di Sumenep pada akhir pekan ini mengatakan selain wisata alam, Sumenep memiliki potensi wisata sejarah atau kebudayaan dengan keraton dan Masjid Jamik Sumenep yang berusia ratusan tahun sebagai ikon.
"Wisata andalannya ada di Gili Labak, wisata kesehatan di Gili Iyang, wisata pantai di Gili Genting, Pantai Lombang di Batang-Batang, dan Pantai Slopeng di Ambunten," kata Sandiaga, Sabtu (2/4/2022) dikutip dari Antara.
Advertisement
"Kita kembangkan potensi-potensi pariwisata tersebut dengan saran dari para kyai yaitu Islami, kedua Indonesiawi, ketiga Madurawi," lanjutnya.
Baca Juga
Dari sisi ekonomi kreatif, Batik Madura dengan motif dan corak yang khas dinilai memiliki daya saing tinggi. Ia juga ingin Madura yang terkenal dengan petani garam, bisa rebranding dengan pulau yang mengedepankan kreativitas.
"Batik Madura ini luar biasa, motif dan coraknya dan terakhir minuman peningkat stamina Bariklana sehingga bisa menembus pasar," kata Sandiaga.
Sandiaga menambahkan, "Saya ingin Madura Raya ini di-rebranding, tidak ada masalah Madura dikenal dengan penghasil garam. Namun, saya ingin rebranding Madura ini sebagai pulau kreatif. Pulau yang menumbuh kembangkan masyarakat yang mandiri, sejahtera, adil dan makmur."
Sandiaga juga mengatakan bahwa Madura harus memiliki semangat kewirausahaan, misalnya dengan cara membuat produk batik dari empat kabupaten sebagai produk unggulan yang naik kelas.
Kemenparekraf telah memiliki beberapa program yang bisa dikolaborasikan menjadi pemicu kebangkitan ekonomi dan membuka peluang kerja pascapandemi.
Tiga program yang menjadi andalah adalah Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa), Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI), dan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
"Ini dapat dikolaborasikan untuk mendukung pemulihan ekonomi Madura Raya pascapandemi," katanya.