Sukses

Ini 35 Titik Rawan Tawuran Remaja di Surabaya Selama Ramadhan

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya memetakan sedikitnya ada 35 titik atau lokasi yang berpotensi terjadi tawuran antarremaja.

Liputan6.com, Surabaya - Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya memetakan sedikitnya ada 35 titik atau lokasi yang berpotensi terjadi tawuran antarremaja atau gejolak sosial khususnya selama Ramadhan di wilayah setempat.

"Hasil pemetaan itu sudah kami bagikan kepada 31 kecamatan," kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Minggu dilansir dari Antara.

Is menyebut 35 lokasi rawan tawuran remaja itu di antaranya kawasan Surabaya Utara meliputi Kenjeran, Semampir, Bulak Banteng, Krembangan, dan Pabean Cantikan.

Dari pemetaan tersebut, Eddy mengatakan pihaknya tidak boleh lengah saat melakukan patroli pengawasan karena kemunculan para remaja yang melakukan aktivitas pada dini hari dimulai pada pukul 02.00 WIB.

Eddy menjelaskan personel Satpol PP bersama TNI-Polri dan tokoh masyarakat terus menggelar patroli pengawasan selama bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Kegiatan patroli dilakukan setelah Shalat Tarawih hingga pukul 04.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, seperti balap liar, tawuran, bermain petasan, atau tindakan kriminal yang lainnya.

Berdasarkan hasil evaluasi selama dua pekan pelaksanaan Ramadhan, petugas Satpol PP masih menemukan anak-anak remaja yang beraktivitas pada dini hari. Rata-rata mereka mengaku sedang menunggu waktu untuk melakukan ronda sahur.

Hanya saja, kata Eddy, anak-anak remaja tersebut melakukan kegiatan yang terindikasi dapat menimbulkan gesekan atau gejolak sosial sebab dilakukan pada dini hari.

"Setiap malam kami juga sering mendapat laporan indikasi tawuran. Tapi, saat kami datang ke lokasi, kegiatan tersebut tidak ada," ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Pengawasan

Oleh karena itu, Satpol PP Kota Surabaya bersama pihak kecamatan dan TNI/Polri terus melakukan patroli pengawasan.

"Sistem pengamanan kita bersayap dan berlapis. Setelah disisir oleh kecamatan dan TNI/Polri, secara bergantian juga akan kami lakukan," katanya.

Meski demikian, petugas patroli pengawasan tetap melakukan pendekatan secara humanis untuk memberikan edukasi kepada para remaja.

"Namun, juga ada yang kami amankan dan kami panggil orang tuanya untuk membuat surat pernyataan," ujar dia.

Tak hanya itu, Eddy juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya untuk mengadakan kegiatan di sekolah saat bulan Ramadhan, seperti pondok Ramadhan atau kegiatan yang menyibukkan pelajar.

"Sehingga pada malam hari, mereka lebih fokus melakukan persiapan untuk kegiatan besok pagi. Jadi meminimalisasi para remaja berkegiatan di luar rumah pada malam hingga dini hari," kata Eddy.