Sukses

114 Kasus Suspek Hepatitis Akut Ditemukan di Jatim

Dinkes Jatim Imbau Orang Tua dan Anak terapkan pola hidup sehat dan bersih

Liputan6.com, Surabaya Kementerian Kesehatan terus meningkatkan kewaspadaan dua pekan terakhir, setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya. 

Di Indonesia,tercatat ada tiga pasien anak diduga terkena  Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya. Sementara, dari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Jawa Timur telah menemukan 114 kasus suspek (menunjukkan gejala) penyakit ini.

 

Angka ini tercatat sejak minggu ke-1 hingga ke-17 atau per 4 Mei 2022, di 18 kabupaten dan kota, dan pada minggu ke-14 hingga minggu ke-17 cenderung mengalami kenaikan.

Menanggapi hal tersebut,Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur  dr Erwin Astha Triyono SpPD mengimbau kepada masyarakat, terutama anak-anak dan orang tua untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Serta menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

"Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang," ujar dr Erwin dalam rilis yang diterima detikJatim, Kamis (5/5/2022).

Pola hidup bersih ini antara lain,sering mencuci tangan dengan sabun, kemudian meminum air bersih yang matang, memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh, serta menggunakan alat makan sendiri. Serta menaati prokes, misalnya memakai masker, menjaga jarak, serta menghindari kontak dengan orang sakit.

"Selain itu, untuk sementara jangan berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding, dan lainnya yang sering dipegang orang," imbau dr Erwin.

Dinkes Jatim telah mengambil langka, dalam mengendalikan penyebaran hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, diantaranya  melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota melalui jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan Puskesmas. Serta membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.

 

Simak juga video berikut ini

 

 

Â