Sukses

Perjalanan Barcode Hingga Disempurnakan oleh Seniman Asal Surabaya

Teknologi QR Code atau kode batang banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari di era digital saat ini

Liputan6.com, Jakarta Teknologi QR Code atau Barcode menjadi salah satu terobosan era digital yang banyak digunakan oleh kalangan masyarakat.

Mulai untuk melakukan transaksi, hingga tanda tangan digital di berbagai instansi di atas sebuah kertas. Seseorang tinggal memindai kode batang berwarna hitam dengan ponsel masing-masing sesuai kebutuhan. 

Namun demikian, tidak semua orang tahu asal mula terciptanya QR Code yang kini sukses disempurnakan oleh seniman digital asal Surabaya Doddy Hernanto. 

Informasi yang didapat dari berbagai sumber menyebutkan, kode batang tersebut awal mula ditemukan oleh Norman Joseph Woodland.

Woodland menemukan kode batang tersebut pada 7 Oktober 1970 dan mendapat hak paten. 

"Pada tahun 1970, untuk pertama kalinya kode batang digunakan bagi kepentingan komersil oleh perusahaan retail Monach Marking," kata pria yang akrab disapa Mas D, Selasa (10/9/2022).

Sedangkan pemakaian pada kegiatan Industri pertama kali dilakukan oleh Plessy Telecommunications pada tahun 1972.

Saat itu, Barcode masih satu dimensi alias hanya dapat dibaca dari atas ke bawah. Barcode ciptaan Woodland hanya dapat menyimpan data dalam jumlah terbatas dan lambat.

Seiring perkembangan zaman, temuan Woodland menarik perhatian Masahiro Hara, seorang engineer Denso dari Jepang tahun 1994. 

Masahiro Hara mengembangkan hasil temuan Woodland hingga tercipta Qiuck Response (QR) Code. Berkat dimensi gandanya, QR Code tidak seperti kode batang.

"Kode QR dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri, dikenal sebagai teknologi yang dapat menyimpan lebih banyak data dan digunakan dengan cepat," ujar Mas D.  

Dia mengatakan, QR Code hasil pengembangan Masahiro Hara digunakan untuk industri otomotif. Kode QR yang diharapkan dapat digunakan untuk melacak mobil dan suku cadang mobil dalam proses manufaktur.

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

2 dari 2 halaman

QR Art

Bahkan, kode QR tersebut memenangkan Good Design Award dalam desain industri pada tahun 2012.

"Mengambil bentuk saat ini dari waktu ke waktu setelah. Selain industri otomotif, itu sudah mulai digunakan untuk tujuan yang berbeda di berbagai sektor," ujar dia.

Namun, rakyat Indonesia patut berbangga, temuan kode QR yang kini kerap digunakan untuk berbagai sektor telah disempurnakan oleh pria kelahiran Mojokerto Jawa Timur.

Doddy Hernanto menyempurnakan kode QR menjadi QR Art sebagai rekam jejak digital. Jika sebelumnya Kode QR terdiri dari kotak hitam yang disusun dalam kotak persegi dengan latar belakang putih.

QR Art temuan Doddy Hernanto tersebut menggabungkan musik, sketsa dan video maupun animasi. Penggabungan tersebut menjadi sebuah QR Art. 

Karya seni digital buatan Mr. D tersebut menjadi terobosan baru dalam bentuk seni baik analog maupun digital. Dia menjelaskan, kode QR Art bisa di retouch jadi lebih indah, dinamis, bervariasi, personal branding, unik dan eye cathing.

"Kode batang yang dibuat Mas D tersebut tidak monoton pada warna tertentu. Dia menjelaskan, dalam QR Art, kode batang yang dibuatnya berpadu dengan kemampuannya melukis dalam skema digital," katanya.

QR Art karya Mas D ini sudah bersertifikat HKI tahun 2021 dengan nomor pencatatan 000296961. Bahkan, seiring perjalanan inovasinya, QR Art pertama dipakai UMKM kota Mojokerto tahun 2021 dan Kampus yang pertama menggunakan adalah Unitomo 2022.

"Explorasi 54 QR Art kali ini sangatlah dinamis, karena saya mix dengan aplikasi Mental Canvas Draw dengan menghidupkan QR Art dengan goresan spasial atau sesuatu yang berkaitan dengan ruang atau tempat, navigasi 3d, dan animasi bentuk bebas semuanya dengan kemudahan pensil dan kertas," katanya.

Doddy mengatakan, QR Art mempunyai karakter, ciri khas pada gambar dan bermanfaat untuk branding, promosi, personal dan lain sebagainya.

"Ingatlah, otak manusia 60.000 kali lebih cepat memproses gambar dari pada teks. Menggambar di era digital, mengambil tempat yang ditinggalkan pena dan kertas, membawa gambar ke tempat yang belum pernah ada sebelumnya," ujarnya.Â