Sukses

5 Ton Produksi Susu Sapi di Malang Terkontaminasi Residu Antibiotik

Suntik antibiotik ke sapi perah dengan masa inkubasi selama sepekan itu sendiri diperlukan agar ternak tetap sehat

Liputan6.com, Jakarta Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur berdampak signifikan pada sektor ekonomi.

Seperti di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang produksi susu sapi perah turun drastis sampai 50 persen. Sedikitnya 5 ton susu segar dari perahan sapi dibuang karena tercemar antibiotik.

Ketua KUD Sumber Makmur Ngantang, Malang, Sugiono mengatakan, sebelum wabah PMK, produksi susu segar di Ngantang bisa sampai 104 ton per hari dari populasi 17.872 ekor sapi. 

"Kini produksinya hanya bisa 47 ton sampai 51 ton per hari dan berpotensi terus berkurang termasuk jumlah sapi perahnya," kata Sugiono, Jumat (24/2022).

Sugiono mengatakan 5 ton susu sapi perah yang terkontaminasi residu antibiotik lantaran hewan ternak dalam perawatan pencegahan penyakit PMK.

Suntik antibiotik ke sapi perah dengan masa inkubasi selama sepekan itu sendiri diperlukan agar ternak tetap sehat tak tertular penyakit. 

"Susu yang tercemar itu ya dibuang karena tak diterima masuk ke industri pengolahan susu," kata Sugiono.

Dia mengungkapkan, ada dilematis yang dirasakan peternak sapi perah yang terkena wabah PMK. Biasanya sapi tak diperah lantaran masih dalam pengaruh obat.

Saksikan video pilihan berikut ini

2 dari 2 halaman

Distributor Besar

Namun, di sisi lain peternak harus tetap menyetor susu meski situasinya sulit.

KUD Sumber Makmur pun tetap membeli susu sapi dari mitra peternak dengan harga sama seperti sebelum wabah PMK di Malang muncul pertama kali. 

Yakni sebesar Rp 6 ribu per liter bagaimana kondisi susu sapi itu. Setelah itu dipilah dan harus membuang susu yang tercemar. 

“Kalau kerugian kami ya dari jumlah susu yang dibuang setiap harinya itu, tinggal dikali harga belinya,” ucap Sugiono.

KUD Sumber Makmur Ngantang merupakan salah satu mitra sebuah korporasi raksasa susu. Kini setiap hari susu yang dikirim ke pabrik perusahaan itu di Pasuruan hanya bisa sebanyak 46 ton saja. 

Secara kuantitas, jauh menurun yang dikirim ke perusahaan tersebut. Sugiono mengatakan, secara kuantitas atau jumlah yang dikirim ke mitra perusahaan memang ada penurunan. 

Meski begitu, ia menjamin kualitas susu tetap terjaga dengan standar mutu sudah sesuai ketentuan.

"Kuantitas produksi memang turun. Tapi yang diserap oleh mitra kami kan telah ditentukan kualitasnya, jadi ya tetap bagus," urai Sugiono.

Seperti diketahui, wabah PMK di Malang telah menyebabkan lebih dari 14 ribu ekor sapi sakit. Dari jumlah itu, lebih dari 8 ribu ekor di antaranya merupakan sapi peternak di Kecamatan Ngantang. 

Di kecamatan ini, dari sapi yang sakit itu sudah 250 ekor mati atau terpaksa dipotong. 

Sementara itu, 500 dosis vaksin PMK telah didistribusikan ke peternak di Ngantang pada Rabu, 23 Juni 2022 kemarin. Vaksinasi itu baru tahap pertama, dan baru menjangkau sedikit dari populasi sapi di Ngantang.