Sukses

Sate Emprit Mbah Darmo, Kuliner Otentik di Kota Kediri

Sate ini menjadi buruan dari banyak wisatawan luar kota yang sedang berada di sekitar Kota Kediri

Liputan6.com, Jakarta Menikmati kuliner daerah menjadi salah satu agenda penting dalam menikmati liburan di Kediri Jawa Timur. 

Bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Kediri, sebaiknya mencoba salah satu kuliner legendaris ini. Namanya Satai Emprit Mbah Darmo. 

Sate ini menjadi buruan dari banyak wisatawan luar kota yang sedang berada di sekitar Kota Kediri.

Sesuai dengan namanya, satai ini berasal dari daging burung pipit atau yang biasa dijuluki emprit. Walaupun daging burung pipit ini terlihat kecil, tetap saja rasanya tidak kalah enak dengan daging ayam ataupun daging sapi.

Ide satai emprit ini bermula dari sosok Mbah Darmo yang suka menjual burung emprit. Saat itu, mbah Darmo masih duduk dibangku SMK. 

Mbah Darmo membeli 200 ekor burung emprit yang akan dijual lagi, namun 100 diantaranya mati karna stress.

Tidak mau rugi, mbah Darmo lalu mengolahnya menjadi satai dengan bekal pengalamannya berjualan satai ayam. 

Pengolahan dari burung emprit berbeda jauh dengan ayam. Jika salah mengolah, daging akan menjadi amis.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kurangi Hama Padi

Agar daging tidak amis, Mbah Darmo memarinasi nya dengan asam jawa. Diketahui, daging burung pipit ini memiliki keistimewaan untuk menyembuhkan lemah jantung dan menambah stamina. 

Burung emprit atau burung pipit adalah pemangsa padi di sawah. Burung ini tergolong salah satu hama padi.

Pemilik depot sate ini sudah menjalanka usahanya sejak Tahun 2006, awal dari ide usahanya adalah karena burung ini sangat meresahkan bagi petani. 

Dia berinisiatif untuk membuat burung emprit lebih bermanfaat yaitu menjadikan kuliner.

Cara menangkapnya dengan membuat jebakan jebakan disawah menggunakan jaring yang ditaruh diatas tanaman padi lalu diolah menjadi sate emprit.

Ternyata selain menjadi sate empri burung ini juga bisa dijadikan krengesengan emprit, steak emprit atau emprit goreng.

Penulis: Aisyah Salma Izzatunnisa