Sukses

Menilik Perjalanan Panjang Stasiun Gubeng Surabaya

Salah satu peninggalan Belanda tersebut memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang di Surabaya

Liputan6.com, Jakarta Stasiun Gubeng merupakan salah satu tempat pemberhentian kereta api terbesar di Jawa Timur. 

Salah satu peninggalan Belanda tersebut memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang bagi pejuang Surabaya.

Dirangkum dari berbagai sumber, stasiun Gubeng Surabaya dibangun pada Tahun 1870. Rintisan jalur kereta api jurusan Surabaya-Pasuruan-Malang.

Tujuan awal pembangunan kereta ini adalah untuk mengangkat hasil bumi ke pelosok didaerah Malang. Serta untuk mengangkut hasil bumi ke Pelabuhan Tanjung Perak.

Hingga pada Tahun 1905, Surabaya yang diberi gelar Kota Madya, menjadikan stasiun ini sebagai transportasi umum yang sangat penting. Bangunan ini telah beberapa kali di renovasi, terutama pada atap peron dan lobi utama. 

Pada Tahun 1990, dibangunlah sebuah Gedung baru yang lebih modern, karena jumlah pengunjung yang selalu melonjak setiap tahunnya. 

Namun Gedung lama tetap beroperasi hingga kini. Gedung lama digunakan untuk jalur masuk kereta Ekonomi, sedangkan Gedung baru digunakan untuk penumpang bisnis dan eksekutif.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Musik Keroncong

Arsitektur Gedung Stasiun Gubeng ini bergaya indische, ditandai dengan jendela besar dan dinding yang kokoh kemudian di tempa oleh besi. 

Gaya arsitektur ini pertama kali dikenalkan oleh orang Belanda Bernama Deandels. Sejak saat itu banyak Gedung penting di Surabaya yang dibangun dengan Arsitektur serupa.

Pada masa pascakemerdekaan, Stasiun Gubeng sempat menjadi markas bagi banyak anggota Angkatan Muda Kereta Api yang dipersenjatai. 

Kekuatan mereka sekitar 30 orang dipimpin oleh Moh. Ali dan diantara mereka dipersenjatai senapan mesin.

Uniknya sejak mei 2021, stasiun ini membuat ciri khas mereka yaitu melodi penyambutan kereta api berirama keroncong dengan judul Soerabaja. 

Irama keroncong tersebut dinyanyikan oleh Sundari Soekotjo, salah satu penyanyi keroncong terkenal. Hingga sekarang melodi itu menjadi irama penyambutan utama di kereta api tipe A Surabaya.

 

Penulis: Aisyah Salma IzzatunnisaÂ