Liputan6.com, Jakarta Kurikulum merdeka belajar yang dikampanyekan Kemendikbud memacu siswa di SMKN 1 Glagah Banyuwangi Jawa Timur berhasil membuat inovasi sepeda motor listrik.
Sepeda motor listrik SMKN 1 Glagah Banyuwangi tersebut di desain khusus untuk masyarakat kaum difabel. Sepeda motor yang menggunakan roda tiga tersebut diberi nama 'Semegah'.
Kepala Sekolah SMKN 1 Glagah Banyuwangi, Panuri mengatakan, ide pembuatan sepeda listrik ramah difabel berawal dari adanya Kurikulum Merdeka. Dimana sekolah didorong untuk berinovasi dengan melibatkan siswa.
Advertisement
Baca Juga
Motor didesain dapat bergerak maju ataupun mundur, sehingga sangat memudahkan mobilitas kalangan difabel.
"Kami berupaya mewujudkannya, Alhamdulillah untuk jurusan otomotif guru dan siswanya ini bisa menciptakan sebuah sepeda listrik yang dirancang untuk difabel," kata dia, Kamis (21/7/2022).
Menurutnya, jurusan otomotif bisa saja membuat sebuah inovasi lainnya yang hanya berakhir menjadi sebuah prototipe. Namun di sini para guru dan siswa berkehendak lain.
Mereka ingin berinovasi yang hasilnya bisa langsung dimanfaatkan, sehingga dipilihlah sepeda ramah difabel.
"Produk motor listrik itu langsung bisa dimanfaatkan, kemarin siswa baru difabel Muhammad Yuki langsung kami berikan motor listrik tersebut," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:Â
Produksi Massal
Usai launching, motor listrik tersebut cukup banyak diminati. Mulai dari beberapa guru di internal SMKN 1 Glagah, Dinas Sosial, hingga salah satu sekolah yang berada di Kecamatan Kalibaru.
Bila ada pesanan, SMKN 1 Glagah pun siap untuk memproduksi secara masal. Untuk tarif yang dibanderol yakni Rp 9 juta rupiah per unitnya.
"Kebetulan kami SMKN 1 Glagah adalah sebagai sekolah layanan hukum daerah, sehingga selain melayani pendidikan vokasi juga diperbolehkan untuk memasarkan produk karya siswa siswi kami," tandasnya.
Sementara itu Kaprodi Jurusan Teknik Kendaraan Ringan dan Otomotif SMK 1 Suprapto mengatakan pada dasarnya sepeda listrik tersebut merupakan hasil modifikasi dari yang sudah ada di pasaran.
Motor listrik yang ada di pasaran di modif disesuaikan untuk masyarakat difabel.
"Modifikasi sekitar 30 persen, serta cara kerjanya juga dimodifikasi, sistem penggerak kita taruh depan, cara kerja juga kami modifikasi sehingga motor bisa maju maupun mundur," ujarnya.
Untuk lama pengerjaan, membutuhkan waktu 3 - 4 hari. Pekerjaan murni dilakukan oleh siswa tentunya didampingi oleh guru. Saat ini sepeda tersebut masih tahap pengembangan. Pihaknya masih mencoba mencari desain dan pola yang pas untuk motor listrik difabel tersebut.
Advertisement