Liputan6.com, Bromo - Gelaran jazz Gunung Bromo berlangsung hari ini 22 Juli hingga 23 Juli 2022. Jazz Gunung Bromo siap menghibur para pecinta jazz dari ketinggian 2.329 meter.
Meski pandemi berangsur pulih, tapi pelaksana Jazz Gunung Bromo akan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
"Syarat untuk penonton dan musisi sama, harus pakai aplikasi Peduli Lindungi dan wajib sudah vaksin booster. Kami meminta penonton di area nanti tetap memakai masker, sesuai dengan ketentuan pemerintah yang terbaru," kata Sigit Prasetyo selaku Founder PT Jazz Gunung Indonesia.
Advertisement
Jazz Gunung Bromo 2022 menghadirkan 8 musisi yang terdiri dari musisi jazz senior dan junior. Pada hari pertama ada penampilan dari Ahmad Albar dan Ian Antono, Pusakata, Duo Weeger (musisi dari Prancis) Irsa Destiwi & Nesia Ardi, SweetSwingNoff.
Baca Juga
Kemudian hari kedua ada Ring of Fire Project feat. Jogja Hiphop Foundation, Andien, Gilang Ramadhan Komodo Project, Andre Dinuth, dan Aditya Ong.
"Kami mencoba untuk mengkombinasikan pemain senior dan junior dalam satu penampilan agar bisa dinikmati dua generasi pecinta jazz dalam waktu bersamaan," ujarnya.
Pihaknya meramu sedemikian rupa agar penonton tidak bosan selama duduk dan menyaksikan pertunjukkan selama 4 hingga 5 jam.
Jazz Gunung juga melakukan fusion, antara aliran jazz murni dengan sentuhan musik etnik serta genre lain yang memang sudah menjadi ciri khas kami sejak awal.
Tahun ke -14
Tahun ini, Jazz Gunung memasuki tahun ke-14. Sigit mengaku sudah paham bagaimana pasang-surut menggelar konser. Apalagi sebagai pelopor konser jazz di ruang terbuka, Sigit sudah hafal betul apa saja kendalanya.
"Kami memang berencana untuk mengembangkan event ini seperti menggelar Jazz Gunung Series yang sempat tertahan pelaksanaannya. Rangkaian ini akan dimulai di Gunung Bromo nanti dengan kapasitas 2.000 orang," jelasnya.
Jika sampai akhir tahun pandemi semakin terkendali, Jazz Gunung Series akan dilakukan di Danau Toba lalu ke tempat-tempat lainnya.
Selain hiburan, pelaksanaan Jazz Gunung Bromo juga diharapkan dapat mendorong pariwisata di wilayah Gunung Bromo dan sekitarnya. Beberapa operator wisata sudah bekerja sama dengan PT JGI untuk menyediakan akomodasi bagi penonton.
Dari pengalaman Sigit, selalu ada cerita unik di setiap pelaksanaan Jazz Gunung. Apalagi ketika diadakan di atas ketinggian gunung, hawa dingin yang kadang dihampiri kabut. Baginya, momen ini membuat suasana semakin nyaman.
"Justru itu uniknya. Terkadang jadi timbul kreatifitas spontan dari para musisi yang di luar dugaan. Penonton veteran pasti tahu bagaimana rasanya ketika sedang asyik nonton, tiba-tiba kabut turun dan diguyur gerimis," ia menambahkan.
Advertisement