Liputan6.com, Lumajang - Bencana erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 lalu menimbulkan dampak serius bagi Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Tercatat kerusakan infrastuktur, tersendatnya aktivitas ekonomi, dan memakan korban jiwa.
Salah satunya Jembatan Kajar Kuning hancur akibat erupsi Gunung Semeru, dan terkikis akibat lahar dingin yang melintasi sungai di bawahnya. Akibatnya, selama berbulan-bulan mobilitas tersendat dan warga harus melewati alternatif jalan lain yang tidak memadai.
Baca Juga
Jembatan Kajar Kuning merupakan akses jalan krusial bagi warga Lumajang, yang menghubungkan antara Lumajang dan Kota Malang, melalui Desa Sumber Wuluh di Kecamatan Candipuro.
Advertisement
Kolaborasi pentahelix pun menjadi strategi pemulihan ekonomi usai bencana yang dapat membantu percepatan roda perputaran ekonomi Lumajang. Hal ini mendorong Aurum Group Indonesia, sebagai pelaku usaha yang bergerak di bidang konsultan bisnis dan manajemen, untuk berperan aktif bagi pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Jembatan Kajar Kuning pun dibangun kembali dengan ukuran 7m x 10m. Hadir meresmikan Jembatan Kajar Kuning pada 19 Agustus 2022, yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Lumajang Thoriqul Haq, dan Founder & CEO Aurum Group Indonesia Cylvie Nuraini, beserta jajaran dari Kabupaten Lumajang.
Gubernur Jawa Timur Khofifah mengapresiasi sinergi pentahelix bagi terwujudnya pembangunan jembatan Kajar Kuning, dengan melibatkan dukungan konkret pelaku usaha.
“Dalam hal ini Aurum Group Indonesia, yang berkolaborasi dengan Bupati Lumajang, Dinas PUPR, serta instasi terkait lainnya. Dengan beroperasinya jembatan ini, mobilisasi ekonomi masyarakat dan konektivitas sosial semakin dapat digiatkan embali.”
Bupati Thoriqul mengatakan Jembatan Kajar Kuning dipersembahkan bagi seluruh lapisan masyarakat Lumajang agar semakin berdaya, produktif, dan nyaman dalam melintasi jembatan vital ini.
“Kami berterima kasih kepada Pemprov Jatim dan juga Aurum Group Indonesia, jembatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi aktivitas ekonomi keseharian masyarakat, terutama bagi yang terimbas akibat erupsi Gunung Semeru.”
Founder & CEO Aurum Group Indonesia, Cylvie Nuraini mengatakan pihaknya percaya bahwa infrastruktur yang memadai dikombinasikan dengan sumber daya manusia yang mumpuni merupakan dua faktor utama kemajuan ekonomi suatu wilayah.
“Kami pun mendukung pemulihan ekonomi paska erupsi Gunung Semeru di tengah pandemi Covid-19 melalui penguatan UMKM dan tim penggerak PKK.”Dia menandaskan”
Penguatan UMKM
Kegiatan ini, bersama dengan program penguatan UMKM melalui program Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar. Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar juga berkolaborasi dengan SA Partners yang didukung penuh oleh FKS Group.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang konsultan manajemen dan bisnis, misi sosial kami adalah turut berperan aktif dalam pembangunan ekonomi Indonesia, yang dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan masyarakat.” kata Cylvie.
Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar berlangsung di Pendopo Arya Wiraraja, mengikutsertakan 15 stan yang menjajakan berbagai produk makanan dan minuman, batik, serta aneka produk UMKM. Kegiatan yang berlangsung sejak pagi dan terbuka bagi masyarakat umum diinagurasi oleh Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak, bersama Ketua TP PKK Lumajang Musfarinah Thoriq, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar, dan Founder & CEO Aurum Group Indonesia Cylvie Nuraini.
Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak dalam sambutannya mengatakan kegiatan Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar mencakup aspek-aspek dari sepuluh tugas pokok PKK, seperti Pangan, Pendidikan dan Ketrampilan, Kesehatan, dan Perencanaan Sehat.
“Informasi yang disampaikan pada kesempatan ini sangat bermanfaat, terutama terkait perbaikan gizi, yang dapat dikembangkan dari makanan khas Lumajang berupa Sego Kelor dan tempe sebagai salah satu lauk utamanya.”
Penyuluhan ini diharapkan juga dapat menjawab salah satu tantangan nasional tingginya angka stunting dan gizi buruk di Jawa Timur, sebesar 23,5 persen di tingkat provinsi dan 30,1 persen di Lumajang.
Arumi mengatakan kita diingatkan kembali bahwa untuk memperbaiki gizi buruk dan menurunkan angka stunting, dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu dengan menghidangkan tempe di rumah. Tempe sangat bergizi, mudah didapat, harga terjangkau, pengolahannya bisa bervariasi.
“Para ibu pun pasti sudah akrab dengan memasak tempe yang telah turun-menurun diestafetkan dari generasi sebelumnya.”
Ketua TP PKK Kabupaten Lumajang Musfarinah Thoriq memberikan inspirasi di depan 80 ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM. “Dengan gotong-royong, saya percaya kita bisa mengatasi berbagai tantangan dan fokus mencapai tujuan sesuai 10 tugas pokok PKK yang telah dicanangkan, termasuk dalam penanggulangan stunting dan gizi buruk.”
Potensi sektor pariwisata Lumajang sangat besar, apalagi jika ditunjang oleh sektor UMKM yang semakin kuat, dengan produk kuliner khas Lumajang dan kreativitas produk-produk lokalnya. Saat ini makanan yang sedang menjadi fokus usaha adalah Sego Kelor, di mana selain kandungan gizinya yang baik, daun kelor juga memiliki cita rasa yang khas.
“Di setiap kesempatan, seperti saat ini, kita jamu para tamu dan undangan dengan Sego Kelor. Lauknya bisa bermacam-macam, salah satunya adalah tempe,” ujar Ibu Musfarinah.
Advertisement
Fakta-Fakta Tempe
Melalui penyuluhan yang dikemas dalam bentuk talkshow bersama Pendiri Indonesian Tempe Movement, Wida Winarno, peserta diajarkan cara membuat tempe yang baik dan bersih, yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Dalam penyuluhan yang dimoderatori oleh Riana Kusumaningsari, Co-founder SA Partners, Wida menggarisbawahi fakta menarik seputar tempe berdasarkan riset mendalam.
Tempe merupakan makanan khas tradisional di Indonesia yang memiliki khasiat luar biasa, utamanya fermentasi tempe mengandung kadar protein dan B12 yang tinggi, rendah lemak, tidak mengandung lemak jenuh dan kolesterol, serta yang belum banyak diketahui, kandungan gizi tempe setara dengan daging sapi.
Fakta ini penting untuk diketahui bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, karena dengan harga yang jauh lebih murah atau hanya sekitar 4 persen dibanding harga daging sapi, tempe dapat memberikan nutrisi yang hampir sama.
Bagi para ibu-ibu tim penggerak PKK, penting untuk disosialisasikan ke komunitas ibu-ibu yang lebih luas, bahwa tempe pun kaya akan zat gizi makro dan mikro yang baik sebagai MPASI.
Kandungan terbaik bagi bayi dalam tempe termasuk isoflavone, para-probiotik, protein, kalsium, zat besi, vitamin B12, dan folat. Zat-zat ini bermanfaat untuk sistem pencernaan, organ-organ metabolisme, perkembangan kognitif dan komposisi tubuh, serta pematangan sistem kekebalan tubuh.
Bagi dewasa, tempe pun memberikan kebermanfaatan untuk membantu mencegah kanker, mengatasi sindrom manopouse, dan menjaga kesehatan usus untuk setiap tahap kehidupan dari bayi hingga lansia, termasuk bagi vegan.
Dilihat dari sisi keberlanjutan dan keramahan lingkungan, energi pengiriman protein pada tempe 4x lebih efisien atau hanya 10 persen dibandingkan sumber protein daging sapi. Dari sisi efek rumah kaca, tingkat efisiensi pendistribusian protein 22x lebih ramah lingkungan atau hanya 20 persen emisi C02 dibandingkan daging sapi.