Sukses

Polisi Temukan Barang Bukti Ledakan Blitar, Ada Belerang hingga Puntung Rokok

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur berhasil mengamankan sejumlah barang bukti di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ledakan rumah pembuatan petasan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Liputan6.com, Jakarta Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur berhasil mengamankan sejumlah barang bukti di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ledakan rumah pembuatan petasan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Adapun barang bukti yang ditemukan tim Labfor meliputi wajan, tiga panci, pecahan logam, ditambah satu puntung rokok.

Selain itu, petugas Labfor pun menemukan bahan peledak di dapur rumah yang diduga kuat merupakan bahan baku untuk memproduksi petasan atau mercon.

"Di TKP juga ditemukan bahan yang masih asli, hanya berbentuk belerang. Jadi, mungkin ada proses pembuatan di sana. Belum kita temukan bahan yang lain," kata Kabid Labfor Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Sodiq Pratomo, di Surabaya, Selasa (21/2/2023), melansir dari Antara.

Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium kandungan yang terdapat dalam bahan peledak tersebut yakni kalium klorat, alumunium, dan sulfur.

Sodiq mengatakan bahan kimia tersebut bila dicampur bisa menghasilkan ledakan dengan jenis low explosive atau berdaya ledak rendah.

"Bahan peledak jenis low explosive atau bahan isian mercon atau bahan isian bondet (istilah untuk menyebut bom ikan). Itu yang sampai saat ini hasilnya seperti itu," katanya.

2 dari 2 halaman

Kronologi ledakan di Blitar

Ledakan terjadi di salah satu rumah warga Karangbendo, Ponggok, Blitar, pada Minggu (12/2), malam. Ledakan tersebut menewaskan empat orang korban yang diketahui masih satu keluarga, dan merusak sekitar 25 rumah lainnya.

Jenazah satu orang ditemukan dalam kondisi utuh, sedangkan tiga korban lainnya dalam kondisi mengenaskan di mana potongan tubuhnya terpental hingga 100 meter dari sumber ledakan.

Korban pertama yang ditemukan meninggal dunia yakni Sudarman, pemilik rumah tempat penyimpanan bubuk pembuatan petasan.

Selain itu, terdapat tiga korban lainnya yang berada di rumah tersebut, yakni Widodo dan Arifin--anak Sudarman, serta Wawa, kerapat ipar Arifin.

Selain merenggut empat nyawa korban, ledakan tersebut pun mengakibatkan sejumlah tetangga korban mengalami luka-luka di antaranya, Tri Wahyudi (27 tahun), Dwi Erna Wati (21 tahun), Bara Kartanegara (4 bulan), Jumali (35 tahun), dan Mesirah (60 tahun).