Sukses

Aksi Keren Babinsa di Madura Kembangkan UMKM Keripik Singkong

TB Hasanuddin memberikan apresiasi terhadap dukungan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf terhadap babinsa Dina Mardiyanto yang sukses mengembangkan UMKM di Sumenep, Madura.

Liputan6.com, Surabaya - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menanggapi aksi Sertu Dina Mardiyanto, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 0827/03 Manding Kodim Sumenep Kodam V/Brawijaya yang berhasil membantu meningkatkan kesejahteraan di wilayah binaannya melalui pengembangan UMKM berupa produksi keripik singkong sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi 200 warga sekitar.

Sebelumnya, upaya Yanto, sapaan akrab Dina Mardiyanto itu juga didukung oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf. TB Hasanuddin menyampaikan bahwa dukungan terhadap Yanto dari atasannya itu sudah tepat.

"Sebagai pimpinan, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf terus mendukung anggotanya menjalankan tugas dengan baik dan berkontribusi pada masyarakat," kata TB Hasanuddin melalui keterangan pers, Minggu (14/5/2023).

Politisi PDIP ini juga menilai bahwa tindakan Yanto sangat baik dan patut ditiru. Ia mengatakan keprihatinan Yanto terhadap warga desa di tempatnya bertugas merupakan sikap yang teladan. Nilai-nilai kemanusiaan perlu ditanamkan dalam setiap tugas Babinsa termasuk membantu kesejahteraan rakyat.

"Melihat aksi (Yanto) itu, saya selaku Anggota DPR Komisi I mitra TNI menilainya sebagai tindakan yang sangat bagus," katanya.

Yanto memulai aksinya itu karena rasa prihatin melihat kondisi masyarakat desa yang hidup pas-pasan hanya dengan mengandalkan hasil perkebunan singkong yang seringkali tidak bisa dijual karena kualitasnya kurang baik.

Lalu mulailah singkong hasil panen diproduksi menjadi keripik. Potongan singkong yang dijemur lalu digoreng itu menjadi tumpuan ekonomi warga Manding. Singkong yang diterima oleh produsen langsung diolah jadi keripik.

Yanto juga menemukan metode pengolahan singkong yang membedakan dengan daerah lain. Setelah melakukan beberapa kali percobaan, keripik yang dihasilkannya itu menjadi lebih renyah.

"Anak-anak yang kurang biaya sekolah akhirnya harus berhenti. Akhirnya dengan saya bergerak alhamdulillah banyak yang lanjut sekarang," kata Yanto, dalam keterangannya, Selasa (9/5/2023).

Sejak 2015, Yanto butuh waktu tiga tahun mewujudkan tekadnya itu. Dengan modal Rp 25 juta yang dikumpulkan dari bisnis jual beli ponsel, dia membeli singkong dan sejumlah peralasan agar petani mau mengolah singkong menjadi keripik.