Sukses

Cara Unik Emak-Emak di Surabaya Cegah KDRT Melalui Ketahanan Ekonomi

Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di tahun 2022 jumlah kasus adalah sebesarĀ 16.900

Liputan6.com, Surabaya Tren kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada 3 (tiga) tahun belakangan yakni periodeĀ 2020-2022Ā terus mengalami peningkatan di beberapa daerah Indonesia. Salah satu pemicunya adalah kurangnya ketahanan finansial di keluarga.

Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di tahun 2022 jumlah kasus KDRT adalah sebesarĀ 16.900, sedangkan di tahun sebelumnya adalahĀ 14.752.

Menyikapi hal tersebut, sebagai bentuk empati dan bagian dari tanggung jawab sosial, Generali Indonesia melalui The Human Safety Net Indonesia menggandeng kerjasama dengan Yayasan Ibu Profesional untuk mengadakan sesi edukasi ketahanan keluarga dan ketahanan finansial.Ā 

"Program yang mengajak partisipasi lebih dari 100 keluarga di Surabaya ini merupakan program lanjutan untuk meningkatkan dampak kepada keluarga di Indonesia, setelah sebelumnya sukses diselenggarakan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta," ujar Chief Marketing Officer Generali Indonesia, Vivin Arbianti Gautama di Surabaya, ditulis Rabu (30/8/2023).

ā€œKeluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Berawal dari keluarga inilah masa depan bangsa bisa menuju ke arah yang lebih baik," imbuh Vivin.

Vivin mengungkapkan, seiring dengan perkembangan jaman yang sangat menantang saat ini, ketahanan keluarga juga harus semakin diperkuat. Selain itu, pentingnya kesadaran dalam pengelolaan keuangan juga menjadi salah satu faktor kekuatan ketahanan keluarga itu sendiri.

"Risiko bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja, dan untuk itu kami terus memberikan edukasi kepada para Ibu agar mereka bisa lebih memahami pengelolaan keuangan untuk membangun keluarga yang lebih kuat," ucapnya.

Vivin mengatakan, ketahanan finansial yang baik akan menunjang ketahanan keluarga yang kuat. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan adalah sebesar 49,68 persen dan 85,10 persen.

"Sedangkan, spesifik pada indeks literasi dan inklusi asuransi masih relatif rendah, yakni 31,72 persen dan 16,63 persen," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Keuangan Berkelanjutan

Pada program yang digelar di Surabaya ini, lanjut Vivin, kegiatan difokuskan pada dua titik utama yakni, bagaimana cara membangun ketahanan keluarga dengan komunikasi dan interaksi serta mengerti pentingnya asuransi dalam menjaga ketahanan finansial.

"Program ini merupakan komitmen Generali Indonesia juga dalam membantu program pemerintah dalam mengurangi tingkat KDRT sekaligus menerapkan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) sekaligus dukungan terhadap program Sustainable Development Goals (SDGs) di bidang peningkatan kualitas pendidikan dan pemberdayaan perempuan," ucapnya.

Selain itu, kata Vivin, pelaksanaan program-program keberlanjutan ini juga menjadi bagian dari realisasi kewajiban perusahaan sesuai dengan POJK No.51/POJK.03/2017Ā tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

ā€œKetahanan keluarga, baik dari membangun komunikasi, memperkuat ikatan antaranggota hingga perencanaan keuangan, harus diterapkan sejak dini," ujarnya.

Dengan demikian, Vivin menyebut setiap anggota keluarga akan mampu menumbuhkan rasa percaya diri, pola pikir positif, rasa kebersamaan dan tentu keamanan atau proteksi dalam mencapai tujuan-tujuan finansial keluarga.

"Melalui edukasi dan keterlibatan yang terus dibangun Generali Indonesia kepada banyak komunitas, kami berharap akan semakin banyak keluarga yang bisa memiliki masa depan yang lebih aman, sejalan dengan visi Generali - Enable people to shape a safer future by caring for their lives and dreams,ā€ ucap Vivin.

Hadir sebagai pembawa materi antara lain perwakilan manajemen Generali Indonesia, Vivin Arbianti Gautama selaku Chief Marketing Officer yang didampingi oleh Windra Krismansyah selaku Head of Corporate Communications dan Septi Peni Wulandani sebagai Founder Komunitas Ibu Profesional.