Sukses

Jejak Anak Pantai di Kapal KM Dharma Rucitra VIII

Kapal KM Dharma Rucitra VIII melayani beberapa rute penyeberangan startegis dengan harga yang terjangkau.

Liputan6.com, Jakarta Bangun pagi sinar mentari hangat di hati, seiring Bob Marley nyanyikan lagu cinta. Begitulah sepenggal lirik lagu milik Almarhum Imanez berjudul Anak Pantai, yang menggambarkan suasana hati pagi itu.

Dengan penuh semangat bersama sejumlah teman jurnalis Surabaya, kami berangkat menuju terminal penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Para pewarta dengan semangat berlayar ke Pelabuhan Gili Mas, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggunakan kapal KM Dharma Rucitra VIII milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) perusahaan asal Surabaya. 

Kapal yang diluncurkan Maret 2023 ini memiliki kapasitas sekitar 1.300 penumpang. Kapal KM Dharma Rucitra VIII melayani beberapa rute penyeberangan startegis dengan harga yang terjangkau.

Dengan tujuan Pelabuhan Gili Mas Lombok, Labuan Bajo dan Ende Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Setibanya di lambung kapal, kami sudah dikejutkan dengan adanya lift yang mengantarkan ke lantai 4 masuk ke lobi kapal. Fasilitas super mewah bak hotel berbintang tersaji di area sini. 

Lobi yang nyaman disertai lampu hias menempel di atap geladak membuat suasana hati menjadi hangat. Lantai dan dinding kinyis-kinyis, kursi dan meja ditata rapi, sofa berada di pinggir ruangan, menghadap meja resepsionis dan gerai makanan dan minuman (mamin) membuat kami betah berlama-lama di atas kapal. 

Selanjutnya kami disambut pramugari dan pramugara yang menanyakan tiket dan mengarahkan menuju meja resepsionis. 

2 dari 2 halaman

Ramah Anak

Kami disodorkan kunci khusus berbentuk kartu sebagai akses masuk ke ruangan Cabin Double Bed, Cabin Single Bed, Kelas III duduk, dan kelas Executive Seat View.

"Untuk mendapatkan kartu akses masuk ini harus menaruh uang deposit Rp100 ribu tiap kartu. Nantinya uang dapat diambil lagi ketika mengembalikan kartu saat penumpang tiba dilokasi tujuan," ujar petugas lobi kapal, ditulis Senin (25/9/2023). 

Selain itu, terdapat juga ruang ekonomi, klas dan eksekutif yang nyaman. Penumpang langsung ke tempat duduknya masing-masing sesuai tiket yang dibeli. 

Ada beberapa ruang yang tersedia di sini. Ada ruang ekonomi, ruang klas dan ruang eksekutif dengan pemandangan laut lepas.

Tidak hanya itu, ada juga kamar VIP Sweet yang dilengkapi kamar mandi dalam. Selain itu, Penumpang tak perlu khawatir selama perjalanan akan kesulitan mengakses toilet. 

Karena PT DLU menyediakan toilet wanita maupun toilet pria didesain mewah, bersih dan air yang mengalir lancar. Fasilitas lainnya, penumpang dapat makan dua kali. 

Selama berlayar, pihak pengelola sudah menyediakan paket makan sepanjang perjalanan. Perjalanan kami memakan waktu sekitar 17 jam Surabaya – Lombok, dijatah dua kali makan standar catering.

Menu yang disajikan untuk para penumpang dijamin memenuhi standar layak makan. Karena manajemen kapal sudah melakukan perencanaan ketat untuk menu bulanan. Bahkan, ada test food setiap harinya.

Tak sampai di situ, KM Dharma Rucitra VIII sangat peduli dengan ibu menyusui. Di kapal ini terdapat ruang laktasi dengan fasilitas yang mumpuni serta ruang medis dilengkapi obat-obatan dan tenaga medis.

Pada bagian atas kapal, terdapat area bermain untuk anak-anak. Tentunya hal ini sangat menyenangkan bagi orangtua yang sedang mengajak anaknya melakukan perjalanan jauh menggunakan kapal. 

Ada perpustakaan mini yang punya koleksi menarik, berbagai koleksi buku bacaan menarik untuk menemani penumpang selama perjalanan. Jam buka perpustakaan pukul 08.00 – 11.00 WIB dan 13.00 – 17.00 WIB. 

Dilengkapi fasilitas barber shop, laundry, tempat olahraga, karaoke room, lintasan lari, restoran, panggung hiburan, kursi pijat dan lintasan lari.barber shop, restoran hingga musala yang nyaman. 

“Penumpang potong rambut, membaca, pijat kursi, fitnes bahkan bisa membaca di dalam perpustakaan,” kata petugas kapal. 

Untuk penumpang non seat atau lesehan tujuan Surabaya-Lombok, dibandrol Rp175 ribu, ekonomi duduk Rp 200 ribu, ekonomi tidur Rp 210 ribu.

Kemudian Kelas 3 sebesar Rp 260 ribu, eksekutif sea view Rp 285 ribu, single cabin Rp 380 ribu per pax dengan maksimal cabin isi dua orang. Kemudian double cabin Rp 330 ribu per pax. Ada Suite Rp 1,030 juta per kamar.

Salah satu penumpang kapal, Kartini Fernandez mengaku KM Dharma Rucitra VIII ini sudah sangat bagus karena ada fasilitas lift, tempat tidur dan cafe untuk nongkrong. 

Terkait dengan harga, perempuan yang akrab disapa Veren ini menganggap sebanding dengan fasilitas yang tersedia. 

"Dengan harga Rp 600 ribu itu sudah sangat baik, apalagi perjalanan dari Surabaya menuju Ende. Minimal kita nyaman dulu di kapal, kalau yang lainnya itu bonus," ucapnya. 

Setelah menghabiskan waktu beberapa hari di Lombok, NTB, menikmati pesona pantainya sambil bernyanyi dan berjoget reggae di Gili Trawangan, akhirnya kami kembali ke Surabaya menggunakan kapal KM Kirana VII yang juga merupakan kapal milik PT DLU. 

Diatas kapal ini, kami disuguhkan mini trip bersama sepuluh anak terpilih yang didampingi orang tuanya untuk mengikuti safety induction (pengenalan standar keselamatan). 

Tiga kru kapal yang terdiri atas Hendrie Purwadi (arkonis/juru radio), Tri Suhartanto, dan Muhamad Arif (keduanya petugas layanan jasa kapal) mengajarkan bagaimana memakai baju pelampung. 

Ketiganya juga memberi tahu lokasi dan cara melepas sekoci, apabila kapal dalam masalah. Salah satu penumpang asal Lombok, NTB, Sulami mengaku senang adanya safety induction di dalam kapal. 

Saat itu ia naik kapal bersama cucunya, Shakil Kenoa. Acara ini membuat anak-anak bisa tahu tata cara penyelamatan diri apabila ada insiden.

"Saya selalu pilih Kirana VII sejak kenal dengan kapal ini karena tepat waktu, murah, bersih, dan tidak berisik. Pernah naik kapal lain, tapi dapur dengan kursi penumpang terlalu dekat. Jadinya bau," ucapnya. 

Sementara itu, Kapten KM Kirana VII, Wahyudi mengaku senang adanya kunjungan penumpang untuk mengetahui safety induction maupun perkenalan kru. 

Saat itu ia ditemani juru mudi, Heri Setiawan dan mualim jaga, Hera Wahyu Pradana.

"Kunjungan seperti ini sudah dilakukan dua bulan setelah peluncuran (tahun 2021). Ke depan saya berharap bisa memberi wawasan dan experience, utamanya pada anak-anak," ujar pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur ini. 

Menurutnya, hal-hal seperti ini memang penting. Terutama pengenalan kepada anak-anak yang punya memori tajam. 

Kapal yang ia kendalikan telah dilengkapi dengan layanan ramah anak. Misalnya tempat bermain dan buku bacaan untuk anak-anak.

"Hal yang tidak kalah penting adalah kru sudah diinstruksikan untuk menjadi pelayan sekaligus teman bagi anak-anak. Tentu harapan kami ke depan bisa menjadi pelopor kapal ramah anak," pungkasnya.