Los Angeles Selalu ada nama baru yang melejit berkat perhatian publik akan kemunculannya di Red Carpet Oscar. Tahun ini, perhatian publik dan media tengah terarah pada sosok Lupita Nyong’o, aktris berdarah Kenya yang dalam perhelatan Oscar 2014 ini, diadakan Minggu 2 Maret 2014 di Dolby Theatre, mendapat pujian untuk penampilannya dengan menggunakan gaun putri berwarna biru muda rancangan rumah mode Prada.
Akan tetapi apresiasi sesungguhnya untuk Lupita pada acara yang dipandu oleh presenter terkenal Ellen DeGeneres ini tentu saja ialah piala Oscar untuk kehebatan aktingnya. Lupita Nyong’o memboyong piala Oscar untuk kategori Best Supporting Actress melalui aktingnya dalam film ’12 Years of a Slave’, sebuah film besutan sutradara Steve McQueen. Ia berhasil mengungguli aktris-aktris lainnya seperti Sally Hawkins yang bermain di film Blue Jasmine dan Jennifer Lawrence yang juga bermain di film 12 Years a Slave.
Meski bukan sebagai pemeran utama, namun sosok Patsey dalam film yang dibuat berdasarkan memoir Solomon Northup (diperankan oleh Chiwtel Ejiofor) tersebut mencuri perhatian ketika dalam sebuah pesta, majikan prianya, Edwin Epps (diperankan oleh Michael Fassbender) memaksa Patsey yang merupakan salah satu budaknya untuk menemaninya berdansa. Adegan lainnya yang paling mudah diingat adalah ketika Patsey menerima hujanan pukulan ketika ia hendak menggunakan sabun.
Advertisement
“Aku benar-benar tidak terlepas satu momen pun dari kebahagiaan di hidupku karena aku bermain dalam sebuah cerita yang mengharukan di mana ada banyak penderitaan seseorang di cerita tersebut”, ungkap Lupita pada pidato penerimaan piala. Dalam pidatonya itu, Nyong’o mengucapkan terima kasih pada sutradara film tersebut, Steve Mc Queen.
Ia mengatakan “Terima kasih telah menempatkan ku di posisi ini. Hal ini merupakan kebahagiaan dalam hidupku. Aku yakin bahwa saat ini para korban yang wafat sedang berdiri di sekita mu dan memberikan penghormatannya.” Pidato Nyong’o diakhirinya dengan berpesan kepada seluruh anak di dunia. “Dari mana pun kalian berasal, kalian berhak untuk bermimpi.”
Atas segala publikasi baik tentang prestasi aktingnya maupun pilihannya yang tepat untuk memakai gaun biru muda ala Cinderella rancangan Prada, kita tentu ingin mengetahui lebih jelas siapa sebenarnya Lupita Nyong’o? Berikut ini adalah sekelumit tentang Lupita Nyong’o dilansir dari halaman biography.com yang dikutip Senin (03/03/14)
Lupita Nyong’o
Lupita Nyong’o
Kenya adalah tempatnya memulai karir di dunia akting. Aktris yang lahir pada tahun 1983 ini sebelumnya bekerja di balik layar sebagai asisten produksi untuk film The Constant Gardener pada tahun 2005. Selain itu, pada tahun 2009 ia juga menyutradarai dan memproduseri sebuah film dokumenter tentang wanita albino Kenya yang berjudul In My Gene
Pada tahun yang sama, Lupita memerankan tokoh Ayira dalam drama serial TV di Kenya yang berjudul Shuga. Drama serial tersebut bertemakan pentingnya hubungan seksual yang bertanggung jawab terkait dengan seriusnya penyebaran virus HIV di Kenya.
Lupita memang berdarah Kenya namun ia lahir di Mexico. Orang tuanya, Dorothy dan Peter Anyang’ Nyong’o, sedang berada dalam pengasingan ketika ia dilahirkan tapi kemudian Lupita sekeluarga dapat kembali ke Kenya. Di Kenya, ayah Lupita menjadi seorang senator dan ibunya menjadi pemimpin di Africa Cancer Foundation.
Pada masa remaja, Lupita kembali ke Mexico untuk mempelajari bahasa Spanyol untuk perannya di drama Romeo and Juliet. Lupita menempuh pendidikan tinggi di Hampshire College, Massachusetts, Amerika jurusan studi film dan teater. Ia lulus pada tahun 2003.
Tak hanya sampai sebatas sarjana, Lupita melanjutkan studinya di bidang akting di Yale School of Drama dan mendapat gelas Master di tahun 2012. Beberapa minggu sebelum kebahagiaanya mendapat gelas Master, kebahagiaan lain dirasakan oleh Lupita.
Sebelum lulus ia sudah dipastikan akan bermain di film 12 Years a Slave. 12 Years a Slave adalah sebuah film besutan sutradara Steve McQueen. Film yang diproduseri oleh aktor Hollywood Brad Pitt ini berkisah tentang sebuah kisah nyata di abad ke-19 yang ditulis oleh Solomon Northup.
Solomon adalah seseorang yang merdeka yang berasal dari utara Afrika. Ia kemudian diculik dan dijual ke perbudakan di bagian selatan Afrika. Di kisah ini, Lupita berperan sebagai budak wanita bernama Patsey yang menjadi teman Solomon. Patsey mengalami penganiayaan yang kejam oleh tuan kebun bernama Edwin Epps.
Selain penghargaan di Academy Awards ke-86 ini, Lupita berhasil meraih berbagai penghargaan lain melalui perannya di film tersebut, yakni masuk dalam nominasi Golden Globe Awards, memenangkan New Hollywood Awards, Critic’s Choice Award, dan Screen Actors Guild Awards.
Advertisement