Liputan6.com, Norwegia Tato bagi sebagian besar anak muda yang tinggal di perkotaan adalah sebuah karya seni. Tak mengherankan tato kemudian menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup anak urban belakangan ini.
Seperti yang dilansir dari Metro.co.uk, Senin (7/4/2014), Stian Ytterdahl seorang remaja asal Norwegia, mentato kedua lengannya dengan gambar bon pembayaran dari sebuah restoran cepat saji. Bukan sebagai gaya atau ekspresi seni, tato di lengan Stian adalah sebagai bentuk 'hukuman' dari teman-temannya, karena dia terlalu aktif terhadap wanita akhir-akhir ini.
"Ketika kami berada di restoran beberapa waktu lalu, teman-teman saya mengatakan bahwa saya harus memilih untuk mentato boneka Barbie di bokong saya atau bon pembayaran di tangan saya," kata Stian.
Advertisement
Pria berusia 18 tahun ini memutuskan untuk mentato tangannya dengan bon pembayaran restoran cepat saji karena untuk memberi penghormatan kepada restoran makanan cepat saji favoritnya itu.
Tato di tangan kanan Stian ini bertuliskan daftar menu makanan yang telah dimakan, seperti tiga buah cheeseburger, Coca-Cola, dan es krim McFlurry, semenara di tangan kirinya bergambar bon pembayaran pembuatan tatonya.
Aksi unik dan nekat pemuda Norwegia ini ternyata disambut negatif oleh ayahnya. "Saya mendapat email dari ayah saya yang tidak sepenuhnya menyukai keputusan saya ini. Dia mengatakan apa yang telah kau lakukan? Apakah kamu pikir bisa pulang dengan tato itu? Ibumu sangat kecewa,” jelas Stian.
Tapi, Stian tampaknya acuh tak acuh tentang konsekuensi yang akan dia dapatkan di kemudian hari. “Saya pikir semua ini menyenangkan. Mungkin itu tidak menyenangkan ketika saya berusia 50 atau 60 tahun, tapi itu sudah pilihan saya,” ungkapnya.