Sukses

San Pedro, Penjara Paling Nyentrik di Bolivia

Penjara San Pedro di Bolivia hadirkan suasana penjara yang berbeda. Penjara ini lebih menghadirkan suasana 'kota penjara'.

Liputan6.com, Bolivia Jika mendengar kata penjara, yang terbesit pertama kali dipikiran adalah sebuah ruangan sempit dengan jeruji besi dan suasana mencekam. Namun suasana penjara pada umumnya tersebut tidak akan Anda jumpai saat Anda berkunjung ke penjara San Pedro di Bolivia.

Seperti yang dilansir dari Odditycentral, Rabu (30/4/2014), penjara San Pedro yang terletak di La Paz, Bolivia dapat dikatakan penjara paling nyentrik. Pasalnya penjara ini tidak tampak seperti penjara pada umumnya.

Tahanan yang menempati penjara ini dapat berinteraksi dengan bebasnya, layaknya seperti sedang tinggal pada sebuah pemukiman. Lembaga permasyarakatan ini lebih terlihat sebagai sebuah komunitas terorganisir yang terdiri dari kios serta pasar, bahkan restoran, salon dan sebuah hotel yang dikelola sendiri oleh para tahanan. Semua dapat dilakukan dengan bebas tanpa adanya penjagaan.

Di dalam 'kota penjara' ini, para tahanan dapat dengan bebas hidup bersama keluarga mereka dan membeli apapun yang mereka inginkan tanpa takut ada penjaga yang melarang.

Tidak ada penjagaan di dalam sel, bahkan tahanan bebas berkeliaran kemanapun mereka suka asalkan tetap berada di dalam kawasan tersebut. Pihak keamanan tak pernah mengganggu urusan masing-masing tahanan, mereka dianggap cukup mampu menyelesaikan masalahnya sendiri secara demokratis.

Penjara yang dihuni kurang lebih 1.500 orang ini dibagi menjadi delapan bagian. Sektor La Posta adalah yang paling mewah, di mana para tahanan dapat tinggal dengan nyaman dengan fasilitas layaknya tinggal di rumah pribadi yaitu kamar mandi pribadi, dapur, televisi kabel, bahkan jacuzzi.

Meskipun pemerintah memberi mereka kebebasan, satu hal yang mesti diperhatikan bahwa mereka harus membayar selnya sendiri. Siapa yang memiliki banyak uang, mereka akan ditempatkan pada sel yang nyaman. Sementara, mereka yang miskin, akan berdesakan dengan tahanan lain yang juga tidak memiliki uang untuk membayar sel lebih mahal.

Jadi, untuk mendapatkan sel yang bagus, mereka harus bekerja layaknya kehidupan manusia di luar penjara. Mereka akhirnya berdagang, menjadi tukang kayu, bahkan penata rambut.

Tak mengherankan jika pada siang hari, penjara ini seperti 'kota penjara'. Kaum laki-laki bekerja, perempuan mengurusi sel, sedangkan anak-anak bermain.

Di penjara ini ada 200 anak-anak yang hidup di tempat ini. Meski tidak layak untuk dijadikan tempat mengasuh anak, tempat ini masih jauh lebih baik daripada mereka hidup di jalanan karena adanya ancaman kekerasan.

Berita tentang 'kota penjara' ini pun menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung langsung ke penjara ini, melihat kehidupan para tahanan secara langsung.

Lebih lanjut, karena meningkatnya kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun ke penjara ini, maka sejak 2009 pemerintah setempat membatasi kunjungan wisatawan dan pada tahun 2013 pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan untuk melarang wisatawan untuk berkunjung ke penjara ini, seperti yang dilansir dari BBC. (Ars/Liz)