Liputan6.com, Palu Reporter:Â M Taufan SP Bustan
Tidak harus lagi jauh-jauh ke Bali hanya untuk melihat langsung keindahan ukiran tempat persembahyangan umat Hindu. Anda dapat melangkahkan kaki ke Pura Agung Jagatnatha Wana Kertha yang ada di Jalan Bukit Jabal Nur, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), keindahan ukiran dan tradisi umat Hindu seperti yang ada di Bali, bisa disaksikan langsung di sana.
Pura Agung Jagatnatha Wana Kertha, merupakan pura terbesar se-Indonesia Timur. Dengan luas wilayah sekitar 2 hektar, pura ini menjadi sebuah ikon baru di Palu yang menarik untuk dijadikan sebagai objek wisata religi.
Advertisement
Ketua Parisadha Hindu Indonesia (PHDI), I Nengah Wandra menuturkan, bahwa pura yang didirikan sejak tahun 1984 tersebut, awalnya merupakan sebuah tempat pembuangan sampah yang besar.
"Dengan kerjasama umat Hindu yang ada di Sulteng, serta bantuan dari pemerintah dan sejumlah pihak, pura ini menjadi sebuah pura yang megah dan terbesar di Indonesia bagian timur," terang dia kepada Liputan6.com di Palu, Jumat (30/5/2014).
Pantauan Liputan6.com, pada pura tersebut juga saat ini sudah berdiri dua buah candi, yakni Candi Bentar dan Candi Kurung.
Candi-candi tersebut dibangun secara gotong-royong oleh seluruh umat Hindu yang ada di Sulteng dan menggunakan seniman ukir langsung dari Bali.
Dalam proses pembangunannya yang memakan waktu hingga 10 bulan tersebut, memakan biaya lebih dari Rp1,3 miliar yang diperoleh dari swadaya umat Hindu yang ada di Sulteng, dan juga pemerintah setempat, serta sejumlah instansi.
"Pura ini bukan hanya milik umat Hindu yang ada di Sulteng, tapi juga menjadi milik pemerintah daerah. Saya berharap ini bisa kita jaga bersama karena ini akan menjadi ikon Palu dan menjadi salah satu pusat objek wisata religi yang ada di Palu," tandas I Nengah.
Sementara itu, beberapa pengunjung yang sempat ditemui di lokasi mengatakan, sangat senang bisa berkunjung dan mengabadikan gambar mereka di areal Pura, terkhusus saat berpose dengan latar belakang Candi Bentar dan Candi Kurung.
"Saya rasa seperti di Bali apa lagi pengunjung diberikan alunan musik khas Bali dengan diperlihatkan beberapa ritual dan masuk ke Pura ini tidak perlu bayar. Namun, kita juga harus menjaga peraturan yang tertera bagi pengunjug Pura," kata salah satu pengunjung, Reno, ditemui terpisah.
Senada dengan Reno, Dewi mengaku, bangga sebagai warga Palu yang kini daerahnya mulai berkembang, selain banyaknya pusat berbelanjaan yang terbangung dengan megah, juga objek-objek wisata juga sudah banyak berdiri, terkhusus objek wisata religi.
"Pura ini termasuk salah satu objek wisata religi. Selain kita bisa melihat langsung bagaimana tradisi umat Hindu beribadah dalam Pura, kita juga bisa mendapatkan pelajaran tentang umat Hindu di Pura yang diberikan langsung beberapa pendamping yang memang bertugas menjaga Pura ini," tandasnya. (M Taufan SP Bustan/Ars)