Sukses

Ikan Roa, Primadona Kota Palu Penghasil Pundi Rupiah

Sambal ikan roa jadi oleh-oleh khas Palu yang dikirim hingga ke luar provinsi Sulawesi Tengah

Liputan6.com, Palu Masing-masing daerah di Indonesia, memiliki ciri khas sambal tersendiri. Seperti halnya di Kota Palu, Sulawesi Tengah, terdapat pula sambal khas yang diberi nama sambal ikan roa. Sambal ini, selain telah menjadi teman setia di meja makan sejumlah warga Palu, juga sudah menjadi oleh-oleh khas kota itu.

Sambal ini memang tidak asing bagi warga di Palu karena harganya yang relatif murah, sambal yang tampak cukup unik ini juga dikenal dengan rasa khasnya yang cukup menggoyang lidah bagi siapa saja yang mencicipinya menggunakan pelbagai jenis makanan. 

Nama sambal ikan roa sendiri, berasal dari nama jenis ikan roa yang banyak ditemukan di perairan Sulawesi, khususnya di perairan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Wajar saja, kenapa kalau sambal ini diberi nama roa, karena bahan utama sambal ini berasal dari daging ikan roa yang dihaluskan

2 dari 4 halaman

Sambal Ikan Roa

Awalnya, sambal ini hanya menjadi sajian pribadi bagi masing-masing warga di Poso. Namun terus berjalannya waktu dan minat pasar yang cukup menjanjikan, membuat sebagian warga di Poso yang tadi hanya menkonsumsi pribadi, menjadikan sambal ikan roa  sebagai bisnis sampingan mereka, hingga akhirnya sambal ini makin terkenal dan sampai dipasarkan di Palu serta ke beberapa wilayah di Sulawesi Tengah.

Peluang inilah yang diintip Febhy Sondakh, ketika pertama kali mencoba merintis usaha ini. Meskipun perempuan berusia 28 tahun itu, memulainya dari produksi rumahan dengan alat dan modal seadanya, tidak membuat usahanya sepi pelanggan. Nyatanya, sambal ikan roa hasil produksinya yang telah diberi label 'Teman Makan Sambal Roakoe' berhasil menarik minat pasar dan membuat banyak pelanggan di Palu. 

Mulanya usaha ini memang hanya sekadar coba-coba digeluti oleh Febhy. Karena tadinya, Febhy adalah seorang karyawan kantoran di salah satu perusahaan swasta di Palu. Namun, begitu menjalankan usaha ini, pemasukan untung yang didapatinya cukup lumayan, makanya ia memutuskan untuk menanggalkan pekerjaan utama itu, dan fokus dengan bisnis ini. 

"Untung yang kami dapat sekali produksi memang cukup lumayan. Apa lagi saat ini baru beberapa saja yang produksi di Palu, karena kebanyakan yang dipasarkan di Palu produksi dari Poso. Hal ini juga yang bikin saya terus fokus dengan usaha ini," aku Febhy sapaan akrabnya itu, saat ditemui Liputan6.com di home indutri sambal ikan roa miliiknya di Jalan Panjaitan, Kelurahan Besusu Tengah, Kecamatan Palu Timur, Minggu (10/8/2014).

3 dari 4 halaman

Untung Bersih Rp 300 ribu per hari

Sekali produksi Febhy dapat meraih untung bersih Rp 300 ribu per hari, bayangkan saja jika dikalikan 30 hari. Usaha yang dijalankannya tersebut, dapat meneguk untung yang sangat lumayan. Pantas saja Febhy sampai meninggalkan pekerjaan utamanya. Apa lagi, seluruh bahan baku untuk produksi didapati dengan harga yang murah dan gampang.

Cara pembuatan sambal ini tidak begitu rumit dan sama dengan cara pembuatan sambal pada umumnya. Hanya saja yang jadi pembeda sambal ini dengan sambal lainnya, karena sambal ini dibuat khusus dengan campuran ikan roa. Sementara bahan baku tambahan dalam membuat sambal ini, hanya menyediakan cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng. 

Setelah semua bahan baku itu tersedia, kemudian disatukan dengan tambahan racikan khusus lalu digoreng di atas wajan yang berisi minyak panas, hingga ditunggu masak dengan durasi waktu tidak kurang dari satu jam, kemudian siap untuk dikemas lalu dipasarkan.

"Pembuatannya tidak terlalu rumit, apa lagi bahan-bahan yang digunakan juga mudah didapat. Biasa sekali produksi kami habiskan tiga sama lima ekor ikan roa, dengan jumlah bahan baku tambahan yang disesuaikan. Produksi kami memang tidak begitu besar, itu karena disesuaikan dengan permintaan pelanggan," ungkap Febhy.

4 dari 4 halaman

Jaringan Sosial Media

Sambal ikan roa hasil produksi Febhy, dipasarkan dengan pelbagai cara. Namun, cara yang paling efektif yang dilakukan agar dapat banyak menarik pelanggan, dengan menggunakan jaringan sosial media.  "Promosi melalui sosial media memang sangat ampuh. Dan semua sosial media yang ada kami manfaatkan untuk pasarkan sambal ini, seperti facebook, twitter, blackberry massenger, dan path," sebutnya. 

Melalui sosial media itu, Febhy menerima pesan antar. Calon pelanggan yang ingin memesan cukup memberikan komentar atau bisa langsung menghubungi nomor kontak yang telah disediakan di sejumlah sosial media tersebut. Sedangkan harga dari tiap kemasan sambal ikan roa produksi Febhy ini cukup terjangkau untuk semua kalangan. 

Mulai dari kemasan kecil yang dihargai Rp 10 ribu per kemasan hingga kemasan besar yang dihargai Rp 50 ribu per kemasan. Sedangkan untuk kemasan oleh-oleh, dihargai dengan harga yang bervariasi tergantung pesanan pelanggan.

"Kami tidak melihat berapa besaran pesanan pelanggan. Kalau ada yang pesan per kemasan kecil pun kami antarkan. Sedikit banyaknya pesanan sama saja, yang penting pesanannya itu rutin tiap harinya," imbuhnya.

Selain telah menerima banyak pesanan di seputaran Palu dan beberapa kabupaten di Sulawesi Tengah, sambal ikan roa produksi Febhy dan sang kekasih, Eqhel ini juga ternyata telah menjadi salah satu ole-ole khas Palu yang dipesan sampai ke beberapa provinsi luar Sulawesi Tengah, seperti ke Surabaya, Jakarta, Kediri, Jogja, Makassar, dan beberapa provinsi lainnya di tanah air.

"Puasa dan menjelang lebaran lalu banyak teman dari luar provinsi pesan untuk ole-ole mereka. Pesannya juga melalui twitter dan blackberry massenger. Kalau mereka pesan kami paketkan melalui jasa pengiriman JNE. Sampai ditempat tujuan, mereka tinggal memanasinya saja biar lebih gurih saat disantap. Dan sambal ini bisa tahan sampai beberapa minggu jika disimpan dengan baik di lemari pendingin, dan jika mau dikonsumsi tinggal dipanasi saja," pungkas Eqhel. (M Taufan SP Bustan/Ars)

 

Â